Lihat ke Halaman Asli

Selangkah Lagi Puncak Denali-Alaska Berhasil Diraih

Diperbarui: 14 Juni 2017   21:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kondisi Kamp 5. foto oleh Julia Niles (AAI)

Setelah 18 hari pendakian, para atlet Airlangga IndonesiaDenali Expedition (AIDeX) Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam (Wanala)Universitas Airlangga bersiap menggapai puncak tertinggi Amerika utara, GunungDenali.

Saat ini, Selasa (13/6) waktu Alaska, ketiga atlet AIDeX yang beranggotakanMuhammad Faishal Tamimi (mahasiswa Fakultas Vokasi/2011), Mochammad Roby Yahya(mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan/2011), dan Yasak (alumnus FakultasIlmu Sosial dan Ilmu Politik) telah berhasil sampai di kamp lima.

Kamp lima yang berada di ketinggian 17.200 kaki merupakan kamp tertinggisebelum akhirnya para pendaki melakukan pendakian menuju puncak Denali setinggi20.073 kaki atau 6.118 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Pendakian menuju kamp lima bukan tak menemui aral melintang. Selama tujuh hari,tim atlet AIDeX dan pendaki lainnya terkendala cuaca buruk berupa badai salju,angin kencang, snow showers (anomali cuaca cerah dan hujan salju), dan whiteout(kondisi kabut tebal).

"Pada pukul tiga pagi tanggal 13 Juni, tim melakukan perjalanan dari kamp empat(14.100 kaki) menuju kamp lima (17.200 kaki). Tim sampai di kamp lima padapukul tiga sore," terang Roby.

Beberapa faktor menjadi penyebab lamanya perjalanan pendakian. Pertama, kondisifisik yang sudah lama tak bergerak selama tujuh hari. Kedua, curamnya jalurpendakian yang memiliki sudut antara 50 hingga 60 derajat.

Pengaruh cuaca

Pada tiga jam awal perjalanan, kecepatan tim atlet AIDeX sempat melambat karenastamina. Selain itu, kondisi cuaca turut mempengaruhi perjalanan tim. Menurutperkiraan cuaca, kecepatan angin di Denali mencapai 30 km per jam dengan suhumencapai minus 39 derajat Celsius dan ketebalan salju mencapai 18 sentimeter.

Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi selama di kamplima, ketiga atlet AIDeX harus terbiasa mengkonsumsi makanan kering. Tak hanyaitu, tim atlet AIDeX juga membangun tenda selama dua jam.

"Karena kita harus menggali salju dan membuat dinding es yang cukup tebalbahkan lebih tebal dari kamp sebelumnya karena angin kencang dapat mengikisdinding balok es. Ditambah pula dengan badai yang bisa datang kapan saja,"tutur Roby.

Manajer atlet AIDeX Wahyu Nur Wahdi mengatakan, bila kondisi cuaca di medanDenali memungkinkan, tanggal 15 Juni waktu Indonesia para atlet akan melakukanperjalanan menuju puncak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline