Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Marjaya

Mahasiswa

Ideologi dalam Sastra

Diperbarui: 6 Juni 2022   10:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banyak hal yang membuka pikiran dan wawasan saya tentang dunia kesusastraan. Sastra bukan sekadar karya, sastra adalah sahabat yang bijaksana. Namun sebagian banyak masyarakat tidak mengerti apa itu sastra. Kebanyakan orang menyamakan antara sastra dan bahasa. Sastra bukan hanya sekadar bahasa, sastra dapat membuat jiwa menjadi hidup dan memberikan motivasi untuk berpikir dan berbuat demi perkembangan peraadaban serta mendorong munculnya kepedulian, keterbukaan, dan partisipasi dalam pembangunan peradaban.

Sastra mendorong untuk menerapkan moral yang baik dan luhur dalam kehidupan dan menyadarkan akan tugas dan kewajiban sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial dan memiliki kepribadian yang baik.Sastra tidak hanya membuat jiwa menjadi hidup, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta kasih kita kepada sesama dan kepada sang pencipta. Dengan sastra manusia dapat mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu jauh lebih indah.

Namun sastra dipandang sebelah mata, di mata masyarakat sastra hanyalah sebatas bahasa yang mereka pikir itu bisa belajar dari keseharian mereka, karena bahasa sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari tanpa adanya ilmu berbahasa yang harus mereka pelajari 

Padahal apa yang sudah saya katakan sastra bukan hanya sekadar bahasa tetapi juga dapat membawa manfaat bagi siapa pun yang mempelajarinya. Bahasa tanpa sastra bagaikan jasad tanpa roh. Bahasa tidak punya semangat jika tidak ada muatan sastra. Sastralah yang membuat bahasa menjadi hidup. Dalam sastralah terkesan harapan dan cita-cita masyarakatnya.

Lalu apa hubungannya dengan ideologi?. Dalam dunia kesusastraan Indonesia, ideologi dalam sastra memiliki makna bagi kepentingan sastra Indonesia dengan tujuan akhir menempatkan manusia Indonesia sebagai objek sekaligus subjek sastra dalam rangka memaknai zaman.

Ideologi diajarkan dalam sastra bagaimana menghadapi beragam pemikiran dalam dunia global yang bergerak dengan begitu cepat. Pengalaman dan kesejarahan sosial, politik dan sastra bangsa Indonesia berbeda dengan bangsa lain, sehingga pengajaran dan pemaknaan sastra juga harus berbeda termasuk bagaimana relasi sastra dan ideologi.

Sastra memang selalu menarik, meriah jika dikaitkan dengan ideologi hingga terjadi polemik terusmenerus. Dengan cara semacam ini sastra menjadi berkembang,hanya saja warna dan kualitas polemik itu tidak terlepas dari watak dan ideologi bangsa yang membentuknya, dan memang begitulah realitas yang terjadi dalam sastra.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline