Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Mujiyarto

sedang belajar

Kawan, Rabalah Niatmu Sebelum Menulis

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sejauh harapan yang tertambat dalam dermaga jiwa, ketika tangan yang penuh alpha menggoreskan pena-nya, ada seonggok rasa yang seolah berontak bertanya, untuk apakah engkau menulis..? apa untungnya..?.

Ah andaikan saja hati itu bisa berbohong, maka akan kujawab hanya ingin berbagi. Tapi, ternyata hati kecilku tidak bisa mengiyakan jawaban dari lisanku yang penuh palsu. Sebaliknya, jawaban dari sebuah kejujuran hati, aku menulis ingin supaya dikenal orang, banyak teman, alih-alih bisa dapat uang.

Namun, secepat kilat jawaban itu terbantahkan kembali dengan seragam pertanyaan, jika sudah dikenal banyak orang, sudah banyak teman, sudah dapat uang...apakah sudah cukup lalu berhenti untuk menulis...?

"iya bisa jadi, toh buat apa lagi...?"...jawab hati kotorku.

"oh...jadi hanya karena itu semua engkau menulis...?" selidik hati suciku.

Jika hanya karena balutan dunia yang menawarkan bisa-nya yang menjadi sebab engkau memulai menulis.. Maka aku sarankan berhentilah sekarang, sebelum engkau jauh melangkahkan pengembaraanmu dalam aroma kedustaan. Mengumbar kata mesra hanya untuk dipuji orang, menuliskan kata sarat hikmah dan makna hanya agar orang simpatik dan terpana melihatmu, membualkan kata-kata pujangga agar oranglain tahu betapa dalamnya hatimu, atau merakit kubik demi kubik kata sastrawan kelas nomor wahid, bahasanya kaum intelek, agar orang lain tak kan lagi meragukan kepiawaianmu.

Ah...sungguhkah itu semua yang menyandramu ketika memulai sebuah aktivitas menulis...??

" Kawan, menulislah dengan niat hati sucimu..." itulah pesan hati suciku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline