Lihat ke Halaman Asli

Ahlis Qoidah Noor

Educator, Doctor, Author, Writer

Membumikan Visi dan Misi

Diperbarui: 5 Maret 2019   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi by Pixabay


Ini hari pertama aku mengajar di suatu tempat. Sebuah green place yang membuat setiap orang ingin berada di sampingnya. Ada sederet Visi dan Misi yang aku harus sampaikan. 

Aku rangkai semua rencanaku dalam benak dan segera kutuang dalam sebuah Lesson Plan yang memastikan itu efektif. Berjalan sambil memikirkan metode aku mendapat lagi satu hal yang harus kutuangkan dalam langkah yang aku ambil. Berikut inilah hasilnya.

Karena hari pertama maka tak banyak materi yang aku sampaikan. Hanya perkenalan, dialog dan motivasi.Perkenalan dimulai dari memanggil namanya dan juga hobbinya para pembelajar. 

Mereka tampak antusias karena tak ada beban yang tampak dari pembicaraan yang kami lakukan. Tibalah saatnya aku tanyakan tentang cita-cita, tujuan hidup, alasan belajar, cara belajar dan sebagainya. Kubatasi dalam waktu diskusi ini supaya tidak melebar.

Kemudian tibalah saatnya aku sampaikan core dari kegiatan hari ini. Aku sudah menggandakan di beberapa kertas untuk mereka Visi, Misi dan Tujuan. Aku ajak mereka untuk melihat arti, korelasi dan skala operasional dari tiga terminologi ini. 

Diskusi semakin menarik ketika aku tanyakan tentang definisi dari masing-masing dan kaitannya serta bagaimana mangaplikasikannya . 

Maka muncullah ragam masalah. Aku minta mereka mengidentifikasi masalah ini dan dikaitkan dengan Visi  dan Misi yang telah aku bagikan. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang membahas bagaimana mengaplikasikan Visi dan Misi ini di institusi itu. 

Sungguh mencengangkan karena mereka ternyata bisa menyampaikan ragam masalah yang dihadapai selaku pelajar dan juga bisa mengobservasi hal-hal apa yang perlu dikerjakan lembaga.

Masalah yang berhasil mereka angkat misalnya bagaimana melakukan diskusi yang efektif untuk membekali mereka dengan profesi dan ahlak yang baik. 

Mereka melihat banyak orang yang sudah menduduki jabatan itu kurang ' pener' dalam bersikap. Yang kedua adalah membantu generasi muda untuk bisa eksis secara positif . 

Hal ini dipicu oleh adanya kondisi generasi muda yang sebagian kehilangan identitas oleh karena berkumpul dengan komunitas yang salah alias salah bergaul.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline