Lihat ke Halaman Asli

AGUS WAHYUDI

TERVERIFIKASI

setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Bila Menteri PPPA Dapat "Cermin" Bertemu Pelaku Usaha Lansia

Diperbarui: 10 Desember 2019   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Deny Wijayanti, I Gusti Ayu Bintang Darmawatim dan Chofiyah saat bertemu di Surabaya.foto:arya wiraraja

Tangan I Gusti Ayu Bintang Darmawati meraih pundak Chofiyah (72 tahun). Mendekap dan memeluknya erat. Dia mengucapkan perasaan bangga. Salut. Bahkan menjadi pelajaran hidup bagi dia dan semua perempuan Indonesia . Jika usia tak jadi halangan untuk produktif. Mendapat penghasilan. Tanpa menggantungkan belas kasih keluarga, apalagi orang lain.

Bintang datang ke Surabaya, Minggu (8/12/2019). Sekira pukul 14.00 WIB. Sehari sebelumnya, dia sampaikan keinginan melihat pelatihan Pahlawan Ekonomi di Kaza City Mall. Program pemberdayaan ekonomi perempuan yang digagas Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sejak 2010.

Saya bersama komite Pahlawan Ekonomi yang lain, menyiapkan banyak hal menyambut kedatangan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) tersebut. Mengundang para pemenang Pahlawan Ekonomi sejak tahun 2010 sampai 2019. Sekaligus memamerkan produk-produk unggulan yang sudah dijual di ritel modern.

Bintang datang didampingi Kepala Dinas Perdagangan Surabaya Wiwiek Widayati dan Kepala Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Surabaya Chandra Oratmangun.

Saat itu, Bintang meminta testimoni pelaku usaha. Dipilih secara random. Bintang lalu menyilakan Chofiyah dan Deny Wijayanti. Kedua perempuan pelaku usaha yang memulai usaha dari nol.

Bintang sungguh tak menyangka manakala Chofiyah memperkenalkan diri sebagai perempuan pelaku usaha lansia (lanjut usia). Dia memulai usaha di usia 64 tahun.

Awalnya, Chofiyah ditolak mengikuti pelatihan yang diadakan dinas-dinas di Pemerintah Kota Surabaya. Sebab, syarat peserta pelatihan usianya maksimal 50 tahun. Chofiyah dianggap memenuhi persyaratan itu. Usia segitu baiknya lebih banyak di rumah. Ngemong cucu. Beribadah. Menikmati hari tua. Begitu kira-kira yang dirasakan Chofiyah dengan penolakan ikut pelatihan . 

Chofiyah masygul. Dia gak terima dengan pandangan banyak orang, jika usia senja tak bakal mampu berbuat sesuatu yang menghasilkan. Perasaan itu cukup lama ia pendam. Hingga, pada tahun 2011, dia berkesempatan bertemu Bu Risma. Di acara road show Pahlawan Ekonomi. Dia protes, kenapa gak oleh ikut pelatihan. Waktu itu, Bu Risma tersenyum, lalu  dan memeluk Chofiyah. Bu Risma bilang, "Ibu jangan kuatir. Ibu pasti bisa ikut pelatihan. Nanti ada yang menghubungi."   

Singkat cerita, Chofiyah diperboleh ikut pelatihan Pahlawan Ekonomi. Atas rekomendasi Bu Risma, tentunya. Dua tahun kemudian, Chofiyah menjadi satu dari sekian banyak perempuan pelaku usaha yang mampu mendulang rupiah. Produknya lapis Surabaya dengan brand DeLapis laku dijual. Yang beli bukan cuma orang Surabaya, tapi juga kota-kota lain di Indonesia. Artis Marissa Haque sampai kini jadi pelanggan Chofiyah.

Yang membuat Bintang kagum, Chofiyah punya cerita soal pemberian uang bulanan empat anaknya. Dia tak mau menyebutkan nominalnya. Uang bulanan itu tak pernah ia pakai. Dia merasa sudah cukup membiayai hidup dari jerih payah jualan lapis Surabaya.

"Saya terima empat amplop tiap bulan. Dari anak-anak saya. Saya simpan. Kalau Lebaran, saya bagi-bagi ke cucu-cucu saya," ucap Chofiyah, lalu tersenyum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline