Lihat ke Halaman Asli

Agus Kusdinar

Wiraswasta/Content Creator/Exclusive Writer Narativ On Loc Desa Wisata/SWJ Ambassador 2023

Sudah Waktunya Tim Kuda Hitam Menjadi Juara Dunia

Diperbarui: 14 Desember 2022   18:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Bola.net

Piala Dunia 2022 Qatar sudah memasuki babak semifinal, sebelumnya kalah atas Argentina untuk menunggu lawannya di final antara Maroko dan Prancis. 

Sang Kuda Hitam Maroko diatas kertas jauh kualitasnya dengan Prancis, tetapi sepakbola bukanlah matematika, bisa saja Maroko menumbangkan juara bertahan Piala Dunia 2018, dan masuk babak final dan berakhir menjadi juara dunia 2022 yang diselenggarakan di Qatar menjadi sejarah pertama kalinya mewakili benua Aprika menjadi juara dunia bahkan mewakili negara-negara timur tengah.

Saya selaku penggemar sepakbola yang selalu memperhatikan tim kuda hitam disetiap ajang piala dunia maupun eropa, karena dengan adanya kuda hitam atau tim kejutan sepakbola ini terasa hidup dan memiliki nilai seni dalam pertandingan sepakbola. 

Tim kuda hitam selalu meramaikan di pesta sepakbola dunia dan membingungkan para pengamat sepakbola sehingga menjadi suatu hal yang menarik jika dibahas, apalagi menjadi juara dunia, hal ini akan menjadi kejutan bagi sepakbola dunia yang selalu menjagokan tim-tim besar seperti Prancis, Spanyol, Jerman, Argentina, Brasil dan lainnya.

Kehadiran Maroko selaku tim kuda hitam di Piala Dunia 2022 yang masuk babak semifinal dan terbilang mulus dimulai juara grup dibabak penyisihan, yang menumbangkan Spanyol di 16 besar lewat adu finalti juga menjegal Portugal lolos semifinal dengan skor tipis 1-0, dengan perjalan tersebut Maroko bisa dikatakan layak untuk masuk babak final bahkan juara dunia, meskipun tim yang dipandang sebelah mata oleh dunia.

Keberhasilan Maroko menempuh babak semifinal tidak hanya membanggakan bagi warga yang berada di benua Afrika, tetapi mereka yang mayoritas beragama Islam di Asia maupun dunia ikut bangga, karena kali ini negara yang may memiliki mayoritas beragama islam masuk babak semi final dengan didukung Qatar sebagai tuan rumah yang memiliki kultur yang sama.

Jika melihat kualitas tim mungkin para pengemar sepakbola di Indonesia mengaku dalam hati nuraninya bahwa Prancis akan memenangkan pertandingan semifinal ini, tetapi keinginan Maroko untuk memenangkan pertandingan karena merasa memiliki kesamaan terutama sesama seorang muslim.

Bahkan mungkin meskipun berada di benua Aprika, tetapi Maroko identik dengan sebuah negara yang berada di timur tengah (Asia), itu yang menjadikan dukungan terhadap Maroko begitu besar, meskipun untuk mengalahkan Prancis menjadi sebuah kemustahilan.

Mengalahkan Prancis menjadi sebuah kemustahilan karena Maroko dianggap sebuah tim kuda hitam yang tidak memiliki mental juara, beda dengan tim Prancis yang memiliki mental juara apalagi sebelumnya menjadi juara dunia dengan para pemain yang cukup mentereng, karena mereka bermain di klub-klub besar dan namanya juga tidak asing dihadapan para penggemar sepakbola dunia.

Jika melihat level antara Maroko dan Prancis, Maroko sangat jauh dibandingkan Prancis tetapi untuk memecahkan sebuah kemustahilan bisa saja terjadi, seperti sebelumnya ketika Maroko mengalahkan Portugal tanpa adu Pinalti dan bisa menyamakan di babak tambahan meskipun sudah tertinggal sehingga berakhir dengan adu pinalti ketika berhadapan dengan Spanyol dan dimenangkan Maroko.

Portugal dan Spanyol adalah gambaran bahwa Maroko bisa memecahkan sebuah kemustahilan untuk menumbangkan Prancis yang merupakan Juara Piala Dunia 2018 yang masih diunggulakan di Piala Dunia 2022.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline