Hai, bagaimana kabar mu disana? Lama aku tidak berkirim surat padamu, sudah lama pula aku tidak menjumpai senyummu. Puncaknya adalah tadi malam sebelum mataku terpejam, pikiranku ada yang mengganggu, terngiang suara khas mu ditelingaku, raut wajah serta hidung mu yang agak tidak mancung lalu lalang dikepalaku. Hingga tumbuh rindu yang membuat aku ingin bertemu.
Kalau ada waktu jeda, aku ingin sekali mengajakmu sebentar saja, berkeliling menikmati malam menyusuri kota, kita tunjukkan pada rembulan, bukan dia saja yang keindahannya selalu dibicarakan orang, kita juga bisa.
Aku rasa angin pun juga iri, sampai begitu kencang berhembus dingin, membuat tanganmu semakin erat melingkar di pinggangku, samar cekikik tawamu, malu-malu mendekat di telingaku lalu berbisik "dingin", Ah tanpa kamu berbisik aku sudah paham itu "gumamku", saat bersamamu aku hanya berharap tanganmu tetap mendekap dan malam tak lantas cepat usai.