Lihat ke Halaman Asli

Senjaku yang Lara

Diperbarui: 11 Mei 2024   15:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.islampos.com/hidayah-itu-dicari-jangan-ditunggu-54578/

Senja Lara
Langit memerah, mentari perlahan
Turun membelai cakrawala
Sinarnya teduh, teduh mendayu
Membawa kisah kelabu

Burung-burung pulang, lirih bersenandung
Memanggil bayang senyap sunyi
Angin sayup-sayup, dedaunan berdesing
Mengiringi duka yang tak terperi

Bayang terpekur, di bangku usang
Menatap senja yang kian kelam
Janji yang terurai, harapan yang hilang
Membiarkan lara semakin dalam

Lembayung senja, merahnya memudar
Digantikan malam yang pekat
Air mata mengalir, membasahi pipi
Menyisakan perih yang tak mendekat

Oh, senja yang lara, mengapa kau tiba
Membuka kembali luka di hati
Biarlah malam segera beranjak jua
Menyembunyikan lara di gelap sunyi

Di ufuk barat, bintang mulai bermunculan
Menemani kesunyian yang kelam
Kegelapan malam, bagai selimut duka
Menyelimuti jiwa yang pilu dan hampa

Kenangan terlintas, bagai mimpi kelam
Melekat di benak, takkan sirna
Bayangan masa lalu, yang tak terlupa
Membuat lara semakin perih terasa

Angin malam berhembus, menusuk tulang
Membawa rasa dingin yang menusuk kalbu
Seolah ingin berkata, "Bersabarlah wahai insan"
Walaupun lara, esok kan berlalu

Rasa rindu datang, menggerogoti hati
Mencari sosok yang telah pergi
Air mata berlinang, tak henti mengalir
Menandakan rasa cinta yang tak terperi

Oh, senja yang lara, mengapa kau begitu kejam
Membuat hati ini semakin terluka
Biarlah malam ini segera berlalu
Menyembunyikan lara di balik sang fajar yang baru

Malam pun kian larut, senja telah pergi
Digantikan mentari yang bersinar cerah
Semoga lara ini pun segera berlalu
Dan digantikan dengan kebahagiaan yang berkah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline