Lihat ke Halaman Asli

Sri Sayekti

Tertarik dengan literasi

Mesias

Diperbarui: 30 Maret 2024   07:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Malam itu tak seperti malam-malam sebelumnya
Sunyi yang biasanya menyapa seolah pergi berkelana entah kemana

Suara-suara bising terdengar samar
Bisik-bisik tajam menyerang seolah terbawa dinginnya malam yang makin pekat

Lelaki dengan kedua tangan terikat diarak puluhan, ah tidak, ratusan manusia dengan sumpah serapah serta makian
Ada yang menendang, menampar, mencekik, meludahi, berkali-kali, berkali-kali, tak terhitung, tak tertangkap mata, sebab mendengar saja sudah memacu debar jantung di dada

Deg
Deg
Deg

Penjahat kah dia
Si pembuat kekacauan, perampas hak-hak kaum lemah kah dia

Kuikuti perjalanan malam itu, kulihat
Dia tak menolak kala disebut penjahat
Tak membantah diteriaki berbagai makian
Bahkan tetap diam dalam pengadilan kejam

Rakyat makin marah
Serdadupun jengah
Hajar dia!
Salibkan dia!
Bunuh dia!
Teriakan nafsu serakah berkumpul menjadi satu kata fitnah

Arak-arakan makin panjang
Malam seolah diam menikmati euforia manusia-manusia laknat dan hukum yang sekarat
Tubuh lelaki itu diseret, digelandang, jubah dirampas hampir telanjang
Dipukul, dihajar, dicambuk sekali, dua kali, tiga, sepuluh, tiga puluh, tak terhitung, tak terkendali, tak beradab

Tes
Tes

Tubuh itu penuh luka penuh darah
Bapa-Bapa mengapa Engkau meninggalkanku
Dia Meregang nyawa
Tergantung hidup dan mati

Dia disamakan dengan penjahat meski tak satupun kesalahan dia lakukan
Dia sengsara sebab dosamu sebab dosaku kesalahanmu juga kejahatanku
Dia menempuh jalan Dolorosa penuh penyerahan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline