Lihat ke Halaman Asli

Sri Sayekti

Tertarik dengan literasi

Pulang

Diperbarui: 28 Mei 2021   16:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pulang

Kendaraan panjang ini membawa penumpang ke tempat tujuan
Ada riak rindu yang tak bisa disembunyikan dari sembab wajah seorang gadis dari bangku bernomor delapan
Seolah sudah diatur dan terencana, nomor itu mewakili tahun di mana ia tak pernah pulang
Sekedar membawa rindu kepada si empunya rindu

Perjalanan terasa panjang ketika hujan turut menyambangi bumi yang masih basah
Hujan kali ini membawa asa sekaligus kekuatiran yang terpancar dari wajah sendunya
Suasana di luar kereta nampak sunyi
Hanya beberapa orang yang nampak berteduh di emperan toko
Laju kereta semakin beringas menerjang derasnya hujan

Jauh di sana
Si mbok menatap langit yang kian pekat
Berharap kali ini anak gadis tercintanya tidak lagi membohonginya
Mbok yang selalu terdiam dalam Pendar rindunya, tidak pernah mengunci pintu rumah dengan harapan si gadis datang membawa senyum penuh kerinduan

Delapan tahun....
Mbok merapal kata penuh makna, ya...delapan tahun lalu gadisnya meninggalkannya demi mencari sepotong rezeki
Hingga kini tak pernah pulang pun kabar menengoknya
Hingga kemarin si gadis berjanji untuk datang sujud di pangkuannya

Malam makin larut
Suara jangkerik mengerik perlahan mendengungkan nyanyian pilu
Hati wanita tua itu kini lesu, mendapat kabar bahwa kereta yang membawa anak gadisnya terperosok dalam jurang pinggir sungai dalam

Air mata tak menetes
Bibir tak bergerak
Mbok tahu bahwa gadisnya kini sudah pulang

27052021

#kicauhati
#relungnurani




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline