Lihat ke Halaman Asli

merawat komunikasi guru dan siswa di masa pandemi

Diperbarui: 20 Februari 2021   06:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Di masa pembelajaran daring ini peserta didik seolah-olah menanggung tugas yang banyak dari guru-guru mereka, di kala guru-gurupun mengembangkan kompetensinya agar tidak tergilas oleh perkembangan tekhnologi komunikasi yang begitu cepat. Tapi sebenarnya apa to komunikasi itu samapi-sampai jalinan itu harus di pererat di masa pandemic ini. Komunikasi adalah Proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan yang dapat menimbulkan efek tertentu.  baik guru maupun siswa merupakan unsur penting dalam proses pembelajaran. Karena merekalah yang melakukan proses pembelajaran. Proses pembelajaran tidak akan terjadi jika tidak ada guru atau pun siswa. Dengan melihat  pada pengertian bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dari guru yang bertujuan untuk mengembangkan kualitas siswa, terkandung suatu makna bahwa proses yang dinamakan pendidikan itu tidak akan pernah berlangsung apabila tidak hadir guru dan siswa dalam rangkaian kegiatan belajar mengajar. Sehingga bisa dikatakan bahwa guru dan siswa merupakan pilar utama terselenggaranya aktivitas pendidikan. Guru merupakan seorang sosok yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Banyak sekali tugas guru terutama untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siswa.

Dalam psikologi, prokrastinasi berarti tindakan mengganti tugas berkepentingan tinggi dengan tugas berkepentingan rendah, sehingga tugas penting pun tertunda. Psikolog sering menyebut perilaku ini sebagai mekanisme untuk mencakup kecemasan yang berhubungan dengan memulai atau menyelesaikan tugas atau keputusan apapun.[1] Schraw, Pinard, Wadkins, dan Olafson menetapkan tiga kriteria agar suatu perilaku dapat dikelompokkan sebagai prokrastinasi: harus kontraproduktif, kurang perlu, dan menunda-nunda.[2]

Prokrastinasi dapat mengakibatkan peserta didik stres, rasa bersalah dan krisis, kehilangan produktivitas pribadi, juga penolakan sosial untuk tidak memenuhi tanggung jawab atau komitmen. Perasaan ini jika digabung dapat mendorong prokrastinasi berlebihan. Meski dianggap normal bagi manusia sampai batas tertentu, hal ini dapat menjadi masalah jika melewati ambang batas normal. Prokrastinasi kronis bisa jadi tanda-tanda gangguan psikologis terpendam.

Guru akan menjadi penyelamat bagi peserta didik, apabila guru  mengerti kondisi keluarga mereka, apa permasalahan yang dihadapi mereka?, meskipun mampu memberikan jalan keluar agar tugasnya bisa berkurang. Memang tidak di pungkiri dalam pembelajaran daring ini,  Ada beberapa dampak negatif yang didapat ketika pembelajaran dalam jaringan alias online. Berikut dampak negatifnya:

1. Ancaman putus sekolah

Anak berisiko putus sekolah lantaran terpaksa bekerja demi membantu perekonomian keluarga.

2. Penurunan capaian belajar

Dinas Pendidikan menemukan adanya perbedaan akses dan kualitas selama Pembelajaran Jarak Jauh.

3. Tanpa sekolah, anak berpotensi menjadi korban kekerasan rumah tangga yang tidak terdeteksi guru.

4. Keterbatasan gawai dan kuota internet sebagai fasilitas penunjang belajar daring.

5. Anak berisiko kehilangan pembelajaran atau learning loss.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline