Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

Kapan Sebaiknya Berhenti Diet?

Diperbarui: 1 Januari 2018   10:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

hamassat.com

Sekitar delapan belas bulan, saya berusaha mengubah pola makan dan gaya hidup. Bagi saya pribadi dan mungkin kebanyakan orang, sebagai perjuangan yang cukup berat, karena musti melawan keinginan diri sendiri (baca ego). Berhasilkah? Sejauh ini jarum di timbangan badan semakin bersahabat.

Apa yang saya lakukan demi membakar lemak, benar-benar musti dibarengi usaha keras. Perihal makanan saja, saya musti menghindari (banyak) asupan favorit.

Aneka gorengan kegemaran, mulai dari bakwan dan tahu isi (saya suka kebayang wortel dan tepung yang digoreng agak gosong), pisang goreng, tempe tepung, ubi goreng, tempe mendoan dengan minyaknya yang agak-agak kebasah-basahan.

Semua jenis gorengan  favorit ini, dengan sangat berat hati dan penuh kesadaran musti dihindari. Padahal dulu, hampir tiada hari tanpa gorengan.

Belum lagi segala asupan yang manis-manis, seperti soup buah, es juice, es campur, martabak manis, es cendol, kue lopis dengan aneka campurannya, kue gemblong, roti bakar isi cokelat, bubur sumsum lengkap dengan candilnya.

Sungguh, asupan bertabur gula cair warna cokelat menggiurkan, sejatinya paling saya suka, tak kuasa untuk menahan hasrat meneguknya.

Nyaris semua makanan yang saya sukai, musti dikesampingkan dulu.  Menurut informasi yang didengar dan buku yang saya baca. Saya mengganti  konsumsi, dengan makanan yang diolah dengan cara direbus, diungkep, dikukus, dipanggang atau paling berat dibakar.

Alhasil, pilihan itu jatuh pada siomay, dim sum, jagung rebus, ubi rebus, singkong rebus, kacang kulit (disangrai), kacang rebus, sayur yang dikukus (biasanya bahan untuk pecel Madiun atau gado-gado) begitu seterusnya.  

Konsumsi buah sebagai pilihan tepat -dokpri

Satu lagi, untuk ngemil saya lebih suka buah-buahan. Mengingat buah, paling gampang didapat dan dibeli dengan harga sangat terjangkau. Saya sampai punya tukang  buah langganan, kalau sewaktu-waktu stok buah habis.

Apakah saya sama sekali, tidak makan gorengan, tidak konsumsi nasi, atau makanan yang manis-manis.

Tentu tidak, saya hanya mengurangi dalam jumlah yang signifikan secara bertahap (namun konsisten).  Kalau biasanya, konsumsi makanan gorengan setiap hari, diganti dengan tiga hari sekali dengan porsi sedikit, demi menghilangkan rasa pengin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline