Lihat ke Halaman Asli

Desa Takpala Alor NTT

Diperbarui: 30 April 2021   05:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai 22 kabupaten dengan luas wilayah 48.718,10 km dan banyak memiliki alam yang memiliki daya tarik khas NTT

Di Kabupaten Alor terdapat beragam suku dan budaya yang memiliki ciri khas serta keunikan, contohnya seperti Suku Alor, Suku Abui, Suku Atoni, dan masih banyak lagi.

Kebanyakan suku-suku tersebut tersebar di beberapa daerah di Kabupaten Alor NTT, salah satunya Suku Abui yang berada di Desa Takpala.

Takpala merupakan sebuah Desa/Kampung tradisional yang terletak di Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur yang berada didekat pesisir pantai.

Di desa Takpala memiliki penghuni sekitar 13 kepala keluarga Suku Abui yang tinggal di sebuah rumah adat berbentuk limas yang beratap ilalang dan kebanyakan dari mereka memiliki mata pencaharian berladang dan berburu.

Desa Takpala memiliki arti yaitu Tak yang berarti ada batasnya dan Pala artinya Kayu. Jadi Takpala artinya kayu pembatas atau arti lain yaitu kayu pemukul.

Suku Abui yang tinggal di Desa Takpala merupakan suku terbesar di Alor, dengan nama lain Tak Abui yang memiliki arti Gunung Besar.

Desa Takpala dahulunya mendiami pedalaman Gunung Alor, akan tetapi utusan Raja Alor yang hendak memungut pajak kesulitan menjangkau kampung tersebut  kemudian Desa Takpala dipindahkan ke bagian bawah mendekati pantai karena Desa Takpala memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada Raja Alor.

Sekitar tahun 1940-an, Piter Kafilkae adalah seseorang  yang memiliki jasa besar karena menghibahkan tanahnya saat itu untuk dijadikan lokasi Kampung Takpala seperti sekarang ini.

Seiring berjalannya waktu, Kampung adat Desa Takpala masuk dalam daftar kunjungan wisatawan dari Eropa setelah seorang turis Belanda bernama Ferry memamerkan foto-foto warga kampung Desa Takpala pada tahun 1973.

Ferry memotret warga Kampung Takpala untuk dijadikan kalender sebagai media promosi bahwa di Pulau Alor ada sebuah kampung primitif. Kemudian Desa Takpala mulai mrndapat perhatian oleh  orang-orang dari Eropa dan wisatawan asing pun berdatangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline