Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Simalakama Bisnis, Antara Perubahan Sistematis dan Adaptasi Drastis

Diperbarui: 28 Juni 2022   15:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis terkadang memantik dilema yang harus dihadapi | Ilustrasi gambar : istockphoto

Setiap langkah dalam aktivitas bisnis hendaknya terskenario dengan baik. Ada rencana yang sistematis dan terstruktur dari pangkal ke ujung. Setiap kemungkinan ditelaah secara berkala dan dibuatkan rencana tindakan yang matang. Setidaknya kondisi idealnya adalah seperti itu.

Akan tetapi, lingkungan dimana bisnis itu berada kerapkali tidak bisa ditebak. Bahkan lingkungan terjauh sekalipun efeknya bisa sangat terasa. Misalnya kondisi perang Rusia -- Ukraina yang berada nun jauh disana ternyata berdampak besar juga bagi iklim bisnis didalam negeri.

Sebagian pihak yang menjadi pelaku bisnis tentu berharap mereka hanya akan berhadapan dengan perubahan lingkungan yang pelan, perlahan, tapi pasti. Ketimbang harus menghadapi situasi perubahan mendadak yang mengagetkan.

Memang ada sisi plus minusnya tatkala perubahan terjadi secara pelan dan perlahan, karena bisnis hanya perlu siap siaga setiap saat untuk mengikuti perubahan tersebut. Tidak grusah grusuh dan "dicicil" untuk langkah tindakannya.

Berbeda halnya saat terjadi secara tiba-tiba. Seperti saat pandemi Covid-19 melanda yang tanpa ancang-ancang. Juga saat Rusia memutuskan invasi ke Ukraina. Industri kaget. Bisnis juga kaget.

Seketika bahan baku menjadi langka. Kalaupun ada harganya menjulang tinggi. krisis bahan baku. Dan lain-lain.

Kondisi tersebut membuat bisnis dihadapkan pada pilihan yang sulit. Melakukan perubahan drastis atau jatuh terpuruk dalam ketidakpastian. Akibatnya, rencana perubahan yang semestinya dirancang untuk beberapa waktu mendatang terpaksa harus disegerakan.

Langkah tindakan menjadi kurang sempurna. Terkadang masing meraba-raba dan coba-coba. Ada sedikit spekulasi yang perhitungannya lebih didasarkan pada intuisi, harapan, dan keyakinan.

Tapi jika pilihannya adalah demi agar bisnis terus berjalan, maka tidak ada pilihan untuk mengeluh dan mengharapkan keadaan seperti yang kita inginkan. Terkadang bisnis memang harus menghadapi buah simalakama dimana setiap langkah yang dipilih terasa sama-sama salah, sama-sama sulit.

Dan disinilah akhirnya hanya mereka yang mampu bertahan melalui terpaan kesulitan yang akan terus tumbuh dan berkembang.

Salam hangat,

Agil S Habib




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline