Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Melamar Kerja Saat Hamil, Mungkinkah Diterima?

Diperbarui: 9 Maret 2021   11:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bekerja saat hamil (Sumber: www.uss.cl)

Momen kehamilan bagi sebagian orang mungkin merupakan saat-saat paling membahagiakan dan ditunggu-tunggu kehadirannya. 

Terlebih oleh mereka yang tengah mendambakan kehadiran sosok buah hati guna melengkapi kehidupan suatu bahtera rumah tangga.

Akan tetapi, periode kehamilan bagi sebagian orang terkadang justru "dikeluhkan" serta menjadi alasan penghalang seseorang untuk mendapatkan sumber mata pencaharian.

Dikeluhkan bukan dalam artian kehamilan yang tidak diharapkan, melainkan karena adanya stigma bahwa perempuan yang tengah hamil itu sulit untuk diterima kerja. Sehingga tidak sedikit dari para kaum hawa ini yang berupaya menutupi kehamilannya dengan harapan mendapatkan kesempatan lebih besar untuk diterima pada pekerjaan yang mereka lamar.

"Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Sesuatu yang terkadang dipandang mustahil bisa seketika berubah jikalau Yang Maha Kuasa berkehendak. Tentunya hal itu harus dibarengi dengan kekuatan tekad serta diiringi dengan ikhtiar sepenuh hati." 

Bagi pihak perusahaan sendiri umumnya akan lebih memprioritaskan calon pekerja dengan kondisi paling "prima" dan bisa langsung "tancap gas" menjalankan tugasnya.

Sementara seorang perempuan hamil biasanya memiliki keterbatasan lebih besar dari segi fisik dan juga waktu yang lebih terbatas. Karena bagaimanapun juga menerima kerja seorang perempuan hamil itu sama halnya dengan kemungkinan kehilangan Sumber Daya Manusia (SDM) pendukung pada beberapa waktu mendatang akibat prosesi melahirkan.

Mau tidak mau seorang pekerja perempuan harus mengambil jeda waktu meninggalkan pekerjaannya sementara waktu guna menuntaskan prosesinya tersebut. 

Tentunya hal itu akan menciptakan kembali "ruang kosong" bagi perusahaan yang mempekerjakan orang baru tersebut. Padahal maksud direkrutnya seseorang pada suatu pekerjaan adalah untuk "menambal" lubang pekerjaan yang sudah terjadi sebelumnya.

Ilustrasi ibu hamil bekerja | Sumber gambar : bp-guide.id

Sehingga wajar kiranya apabila kekhawatiran tidak diterima kerja menyeruak di benak sebagian perempuan calon ibu. Tapi sayangnya menutupi identitas kehamilan bukanlah solusi yang tepat. Malah justru menjadi bom waktu yang akan menyulitkannya sendiri di kemudian hari.

Sepintas mungkin penampakan tubuh seseorang yang tengah hamil bisa dikelabuhi, khususnya saat melakoni sesi tes masuk kerja ataupun wawancara. Namun ketika akhirnya yang bersangkutan diterima kerja melalui suatu kebohongan terhadap kehamilan yang ia alami, lambat laun hal itu pasti akan terbongkar kerja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline