Lihat ke Halaman Asli

AD Tuanku Mudo

aktivis sosial kemasyarakatan

Jadikan Pesantren sebagai Rohnya NU, RMI Sumbar Dilantik dan Dikukuhkan

Diperbarui: 23 Januari 2021   09:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketua, sekretaris, dan bendahara RMI NU Sumbar dalam satu kesempatan. (foto dok damanhuri)

Pengurus Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Sumatera Barat, Minggu (24/1/2021) periode 2020-2025 dilantik dan dikukuhkan oleh Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumbar, Prof. Ganefri, di gedung UNP Padang.

RMI NU merupakan lembaga yang mengurusi pondok pesantren. Artinya, RMI semacam asosiasi pesantren di lingkungan NU itu sendiri. 

Pengurus yang dilantik itu berdasarkan Surat Keputusan (SK) nomor 31/PWNU-SB/A.II/06/2020 tertanggal 11 Syawal 1441 H atau 3 Juni 2020, adalah Ketua KH. Nasrullah Sudirman, Sekretaris KH. Ahmad Nawawi, Benddahara Ahmad Damanhuri.

Sesuai undangan dan sesuai berkegiatan dalam masa pandemi, maka yang dilantik Minggu itu adalah Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. Sedangkan pengurus lain, dianggap mewakili dari tiga unsur tersebut.

"Selamat kawan, atas terbitnya SK RMI NU Sumbar. Dan kini saatnya kita tentukan perjuangan kita dalam membesarkan pesantren," kata Ahmad Nawawi Seregar, yang ditetapkan sebagai Sekretaris RMI NU Sumbar masa bakti lima tahun mendatang.

Ahmad Nawawi yang sehari-hari memimpin Pondok Pesantren Darul Ulum Yapa, Kabupaten Pasaman ini menyebutkan, RMI adalah rohnya NU. Sebab, NU adalah organisasi ulama, dan ulama lahir dan besar di pesantren. Tak ada sekolah yang melahirkan ulama, selain pondok pesantren dan surau di Minangkabau ini.

Dia menilai, ditetapkannya KH. Nasrullah Sudirman, alumni International Islamic Call Colege Tripoli Libya, sebagai Ketua RMI NU Sumbar, adalah langkah tepat. Apalagi, pimpinan Pesantren Al-Mutaqin Putera Kabupaten Pasaman Barat ini punya power untuk itu, dan dia juga termasuk santri kesayangan Prof. KH. Said Aqiel Sirajd, Ketua Umum PBNU.

"Ini, antara Ketua, Sekretaris, dan Bendaha, adalah segi tiga yang mantap. Ketua dari Pasaman Barat, dibawah naungan Pesantren Al-Mutaqin Putera, Sekretaris dari Darul Ulum Yapa, Pasaman, sedangkan Bendahara dari Pesantren Madrasatul 'Ulum Kabupaten Padang Pariaman," kesan Tulang Nawawi, begitu senangnya Ahmad Nawawi disapa rekan-rekannya.

Pihaknya telah melakukan koordinasi, sebelum SK itu terbit. Tentunya, koordinasi dilakukan, bagaimana secara organisatoris, RMI NU ini hadir dan ada di seluruh kabupaten dan kota. "Simbol kekuatan NU, Lembaga RMI ini wajib kita kuatkan, sebagai lembaga pendidikan yang mencetak kader ulama yang mumpuni," ungkapnya.

Sekarang, katanya, pesantren sebagai lembaga pendidikan yang menyiapkan kader ulama dan intelektual selama ini, sekarang sudah bertambah cakupannya, dan bisa pula dikatakan sebagai lembaga mencetak tenaga kerja, dengan hadirnya Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas di lingkungan pesantren.

"Sesuai semangat ketua dan seluruh pengurus yang diberi amanah, RMI masa depan adalah barometernya NU. Besar NU, karena besarnya RMI yang menyiapkan kader ulama dari masa ke masa," sebutnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline