Lihat ke Halaman Asli

Adrian Chandra Faradhipta

TERVERIFIKASI

Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir

Pengalaman Mengantarkan Anak ke Klinik Dokter Gigi Anak di Masa Pandemi

Diperbarui: 19 September 2020   17:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika anak saya sedang diperiksa dokter gigi anak. Sumber: dokumentasi pribadi

Foto Klinik D'gigiku. Sumber: Google Maps D'gigiku

Entah berapa bulan lalu sejak terakhir kali kami memeriksakan anak kami ke dokter gigi anak di rumah sakit atau klinik gigi khusus anak.

Sejak pandemi terjadi otomatis rutinitas untuk memeriksakan gigi anak kami secara berkala harus kami pikirkan ulang demi menghindari risiko penularan di fasilitas kesehatan.

Namun, beberapa minggu belakang ini kami melihat kondisi gigi anak kami semakin dipenuhi karang/plak gigi padahal anak kami sudah secara rutin menyikat giginya. Kami khawatir jika dibiarkan dapat berdampak negatif pada kesehatan gigi anak kami yang akhirnya dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya.

Lalu saya pun berdiskusi dengan istri saya mengenai hal ini. Dengan segala pertimbangan akhirnya kami memutuskan untuk memeriksakan gigi anak kami di salah satu klinik gigi anak di daerah Dipati Ukur, Bandung yaitu Klinik D'gigiku.

Kami lebih memilih klinik khusus gigi anak ini dibandingkan dengan datang ke rumah sakit mempertimbangkan bahwa di klinik kepadatan pasien lebih sedikit dikarenakan pasien pastinya lebih sedikit dan pasien pun datang sesuai perjanjian lebih dahulu sehingga tidak ada penumpukan pasien di tempat tunggu.

Di samping itu prosedur kesehatan yang dijalankan oleh klinik yang kami pilih sudah cukup ketat, dimana semua petugas kesehatan baik dokter dan perawat memakai seragam sejenis hazmat lengkap dengan masker berlapis, faceshield, dan sarung tangan lengkap.

Sumber: dokumentasi pribadi

Taman di tengah klinik D'gigiku dan tempat cucu tangan. Sumber: dokumentasi pribadi

Selain itu juga peralatan medis disterilkan sesuai prosedur yang baik, lebih penting adalah klinik ini memiliki ruang-ruang praktik yang cukup terbuka dimana jendela dan pintu dibuka lebar agar sirkulasi udara lancar tidak tertutup dan menggunakan AC yang berpotensi menyebarkan virus. 

Selain itu juga tempat-tempat bermain anak sementara ditutup, tempat ruang tunggu juga diberikan tanda pemisah untuk physical distancing, disediakan tempat cuci tangan di berbagai sudut klinik,  serta seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya semua pasien harus melakukan pemesanan jadwal terlebih dahulu agar ketika sampai tidak terjadi penumpukan orang.

Pagi tadi ketika kami sampai ke klinik tersebut saya melihat hanya ada beberapa orang saja menunggu antrean untuk diperiksa oleh dokter gigi. Tidak ramai dan tidak ada penumpukan sama sekali.

Setelah registrasi ulang kami menunggu di ruang tunggunya yang terbuka lebar terhubung dengan teras depan klinik sehingga sirkulasi udara sangat lancar dan tidak membutuhkan AC.

Teras sekaligus tempat menunggu di Klinik D'gigiku. Sumber: Instagram Dgigiku

Tidak beberapa lama menunggu kami akhirnya dipanggil ke ruang dokter gigi anak. Sesampai ruang dokter gigi anak kami melihat sendiri bagaimana dokter dan perawatnya memakai Alat Pelindung Diri lengkap dari hazmat dan pelapis hazmat sampai dengan masker serta faceshield, lebih istimewanya pelapis luar hazmat dan sarung tangan diganti setiap selesai memeriksa pasien.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline