Lihat ke Halaman Asli

Adnan Abdullah

Seorang pembaca dan penulis aktif

Agama dan Akal Ibarat Cahaya dan Mata

Diperbarui: 5 Desember 2020   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://www.advancedsciencenews.com

Ada sebuah ungkapan yang dinisbatkan kepada Imam al-Ghazali, yaitu agama dan akal itu bagaikan cahaya dan mata. 

Agama adalah sistem yang mengatur keyakinan dan peribadatan. Akal adalah kemampuan berpikir. Cahaya adalah sinar atau terang. Mata adalah organ penglihatan. 

Sebagaimana diketahui, cahaya tak akan berguna bila dilihat dengan mata tertutup, sebaliknya mata tanpa cahaya akan tertipu dan tak berdaya. 

Sebagaimana mata yang sangat membutuhkan cahaya, maka akal membutuhkan agama. Sebaliknya, sebagaimana cahaya yang tidak ada gunanya bila dilihat dengan mata yang tertutup, maka agama pun tak akan berguna jika dipahami tanpa menggunakan akal.

Oleh karenanya, kaum atheis yang menolak agama dan hanya mengandalkan akalnya, ibarat orang-orang yang berjalan di dalam kegelapan, mereka tak berdaya dan tidak tahu mau kemana, hingga dia pun tersesat. 

Sebaliknya, kelompok radikal dalam agama yang menolak menggunakan akalnya dalam beragama, ibarat orang yang berjalan di tengah cahaya namun sambil memejamkan matanya, hingga dia pun tersesat. 

Padahal Allah, Tuhan Yang Maha Esa telah memberi kita akal untuk berpikir agar kita dapat memahami agama dengan benar dan menghadirkan agama sebagai pedoman bagi kita dalam menggunakan akal.

Banyak ayat dalam kitab suci yang menyuruh kita untuk berpikir dengan menggunakan akal agar kita dapat memahami firman-Nya dengan benar.

Maha benar Allah dengan segala firman-Nya. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline