Lihat ke Halaman Asli

ADI PUTRA (Adhyp Glank)

Saling follow itu membahagiakan_tertarik Universalitas, Inklusivitas dan Humaniora, _Menggali dan mengekplorasi Nilai-nilai Pancasila

Indonesia Cabal Sistem (ICS) dalam Simbol Program interelasi

Diperbarui: 11 Desember 2022   14:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.kompas.com/skola/read/2022/07/05/140000069/enzim-yang-terlibat-dalam-replikasi-dna?page=all

SUATU POLA SISTEM CABAL TENTANG PENGENALAN RAGAM PRANATA KEHIDUPAN BARU : BHINEKA TUNGGAL IKA : MENGENALI PERADABAN BERDASARKAN TAKSONOMI KETERIKATAN BUDAYA, RAS DAN KEPERCAYAAN GUNA MENGENALI KOMBINASI PRANATA DARI KELENGKAPAN CIRI DAN KESEMPURNAAN DALAM PROSES PERSILANGAN INTER-GENETIK PADA INTER-ETNIS ATAU INTER-JENIS TURUNAN TERHADAP KOMPONEN-KOMPONEN SEMESTA KEHIDUPAN .

(POLA PERSILANGAN LINTAS NATURAL MATERIAL DAN ANTI-MATERIAL KOMPONEN)

Oleh: ADI PUTRA (Adhyp Glank)

Sebelumnya kita mengenal Taksonomi sebagai cabang ilmu biologi tersendiri yang mempelajari penggolongan atau sistematika makhluk hidup,

Dengan mempelajari sejarah pola dan sistem penulisan nama organisme di alam semesta, seperti tradisi yang biasa digunakan dalam tradisi Arab atau Tiongkok, dan bangsa lainnya,  susunan pengelompokan diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus atau Carl von Linne yang diberi gelar "Bapak Taksonomi" dalam karya, Systema Naturae (Sistematika Alamiah). yang muncul akibat permasalahan tata nama atau penamaan dalam menandai bio organisme, yang terkadang mengalami perubahan berkali-kali semenjak manusia mulai mencatat berbagai jenis organisme.

Penulis menyajikan Pola Persamaan yang merupakan nilai dari 1 Dasar yang dikembangkan dengan jumlah yang tak terbatas oleh Jumlah dan nilai, Penulis memberikan nama "Teori Sistematika Kebhinekaan" dan "Rumus pola Dasar kebhinekaan" sebagai Pengenalan dan penentuan Pola Pranata dari Klasifikasi interbiopolarisasi berbasis Komponen Dasar.

Kalau dalam Sistematika Taksonomi hanya diperkenalkan dengan proses penamaaan berdasarkan Ciri, Golongan, Ras, spesies, DNA, Jenis, dikarenakan baru ditemukan atau karena lupa catatan sehingga penamaan menjadi beragam (ganda atau multi) dalam satu objek atau subyek jenis ataupun spesies dalam Bio-organisme, kekeliruan terjadi karena tumpang tindih data essensial semisal dikarenakan penamaan 1 Objek dengan berbeda-beda, penamaan dari sebutan. Sebagai Contoh : telinga, kuping, ear, udzunun, kopok, dsb, sehingga tidak terjadi sinkronisasi dan tidak dapat bersinergi.

Suatu tantangan bagi Penulis untuk merumuskan secara sederhana logika Dasar berdasarkan sitematika dan kombinasi yang ada pada alam semesta, dalam  upaya merantai kelengkapan ciri dan kesempurnaan dalam proses persilangan inter-genetik pada inter-etnis atau inter-jenis terhadap komponen-komponen semesta kehidupan. terhadap suatu sistem, aturan, komposisi, subyek, obyek yang saling mensifati dari unsur atau komponen yang sudah tersedia di alam semesta, sebagai suatu sistem Pranata Peradaban Baru bukan hanya sekedar menamakan dan memasukkan ke dalam tabel atau daftar seperti halnya ilmu Taksonomi.

Eko-Sosial pengelompokkan dapat dilakukan dan dimulai dengan merantai jaringan antar penghubung berdasarkan ciri Karakter, Budaya, Kata dan Bahasa daerah, Catatan serta peninggalan sejarah melalui penyusunan yang didasari fungsi, maksud dan tujuan,  diantaranya dapat dilakukan melalui seleksi berdasarkan Seni Tradisi dan seremonial yang dilakukan dalam suatu Suku, Wilayah, berdasarkan iklim dan geografis serta komponen pendukungnya, atau berdasarkan pengenalan gelombang frekuensi dalam type bunyi, seperti halnya memanfaat cabang ilmu tanah (pedologi) untuk mempelajari kondisi dan keadaan tanah serta perekomendasian kecocokan peruntukan yang disesuaikan dengan maksud dan tujuannya.

Dalam Hukum Fisika Quantum Bahwa seluruh elemen materi yang ada di semesta adalah bersumber dari satu inti atom, apapun jenis, bentuk materialnya pada dasarnya adalah bersumber dari satu unsur yang sama, dengan Kata lain sebagai suatu ke-"Bhineka Tunggal Ika" (Sanskerta) yang diartikan "Berbeda-beda tetapi tetap Satu", Nilai Satu disini tidak dimaknai sebagai Spesies , tidak juga diartikan sebagai Jenis, dan bukan diartikan sebagai Komponen, tetapi sebagai Nilai Kesempurnaan dari percampuran lintas natural suatu material komponen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline