Lihat ke Halaman Asli

Adillah Faridh

Dokter Gigi, Direktur Bidang Hubungan Antar Lembaga Kesehatan dan Keprofesian LKMI PB HMI.

Seni Memenangkan Hati dan Menguasai Orang dalam Berpolitik

Diperbarui: 27 Agustus 2022   11:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Politik bukan lagi merupakan istilah yang asing atau bahkan tabu bagi kalangan Mahasiswa, Pemuda  maupun Masyarakat. Namun hal penting yang harus difahami terkait dalam perjuangan politik adalah landasan gerak (epistemology, pandangan dunia dan ideologi), manusianya (kader), serta strategi dan taktik. Beberapa hal penting itu yang harus kita pelajari untuk menggunakan instrumen ideopolitorstratak

Masyarakat merupakan kondisi yang begitu majemuk dengan banyaknya variabel. Manusia menjadi subjek, bukan objek. Maka dari itu dalam mencapai suatu tujuan dalam ruang lingkup politik, kita harus memahami bahwa manusia adalah makhluk emosional, yang terkadang dia mengesampingkan pemikiran logisnya dalam pengambilan keputusan.


Politik, adalah suatu cara untuk mendapatkan kekuasaan, karena sebelumnya kita telah memahami bahwa kebijakan tertinggi dapat disahkan secara legitimasi oleh kekuasaan. Satu nilai kebaikan akan berlipat ganda ketika kita mampu menuliskannya dalam bentuk aturan Negara ataupun tingkat daerah bagi masyarakat luas. Namun, berpolitik tidak hanya untuk mendapatkan posisi, tapi dengan membangun kapasitas diri.

Iman; memiliki identitas dan karakter. Islam; berproses dengan melewati dinamika. Dan Ikhsan; Menghasilkan produk atau hasil dari pembentukan kepemimpinan kita. Hal ideologis inilah yang harus disimpan. Menelisik Nilai Dasar Perjuangan, bahwa; Kebenaran mutlak datang dari Allah melalu AlQuran. Maka, bahan dasar pergerakan kita adalah AlQuran dan Hadist.

Sebuah prinsip dan ideologis tidak dapat dirubah dan ditawar dengan negosiasi.Yang boleh berubah hanyalah organisasi, strategi dan taktiknya. Instrumen itulah yang dapat disesuaikan dengan kondisi dimana kita berada dan bertujuan kemana kita dalam mendapatkan "kekuasaan" tersebut.

Selain itu, pemimpin menjadi bagian dari peran utama. Siapapun manusia yang menjadi pemimpin, dia harus memenuhi kriteria sebagai berikut; Visi, Self skill, people skill dan kemampuan mempengaruhi manusia dengan tidak sadar. Pendekatan psikologis inilah yang harus dibentuk pada unsur strategis-taktis. Cara berkomunikasi yang baik agar orang dapat lebih mudah mendapatkan rasa hormat dari orang lain. Untuk mendapatkan partisan atau simpatisan secara individu dan tulus, kita perlu meninggalkan kesan yang bertahan lama terhadap orang lain.

Menurut buku Dale Carnegie, hal tersebut dapat diperoleh dengan cara menghargai orang tersebut. Secara sederhana; Menyapa dengan nama jauh lebih baik daripada menyapa dengan "hei", atau mungkin menanyakan kabar keluarga. Orang cenderung ingin didengar, menjadi pendengar yang baik terhadap minat, atau mungkin masalah mereka akan membuat kesan anda semakin baik. Kemudian, jika ingin berdiskusi, bicarakanlah hal-hal yang penting untuk mereka. Pada intinya, membuat orang merasa lebih baik akan meninggalkan kesan yang bertahan lama. Hal inilah yang dilakukan dalam Strategi-Taktis. Karena lobby, negosiasi akan mudah setelah ikatan emosional terbentuk pada tujuan kepentingan.


Penerapan Strategi Dan Taktik Berbasis Ideologi Didalam Politik Serta Relevansinya Terhadap Gerak Organisasi Modern.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline