Lihat ke Halaman Asli

Adi Assegaf

Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Ramadhan Sarana Menuju Indonesia "Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur"

Diperbarui: 16 Juni 2018   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Allahu Akbar

Allahu Akbar

Allahu Akbar

Laa Ilahaillallahu Allahu Akbar

Allahu Akbar walillaahil-hamd

Gema takbir mengumandang diseantero jagad raya, pertanda hari raya idul fitri telah tiba. Setelah 1 bulan lamanya kita melakukan ibadah puasa, sebagai syarat rukun islam yang ketiga.

Ramadhan seharusnya menjadikan kita insan yang lebih baik, manusia yang tangguh dan manusia yang bertanggungjawab, betapa tidak, puasa ramadhan selama 1 bulan telah mengajarkan kita banyak hal, salah satunya adalah menahan diri dari hawa nafsu.

Kita selama sebulan penuh tidak boleh makan dan minum setelah waktu imsak, padahal makanan dan minuman yang kita punya adalah halal mendapatkannya pun halal, namun menjadi haram dimakan dan minum sebelum waktu berbuka tiba.

Demikian juga dengan melakukan hubungan suami/istri kita disiang hari, meskipun kita sudah menikah secara sah dan halal, namun menjadi haram bila kita melakukan hubungan suami istri dilakukan sebelum waktu berbuka puasa.

Ini dapat dipetik suatu hikmahnya, selama puasa ramadhan kita harus mampu menahan diri untuk tidak makan dari makanan kita sendiri meskipun itu halal. Apalagi dengan sesuatu yang haram, mestinya kita bisa menjauhinya.

Ramadhan juga mengajarkan kita untuk selalu sholat berjamaah, sehingga setelah ramadhan berlalu kita bisa istiqomah untuk tetap melakukan sholat berjamaah, karena lelaki yang baik itu selalu datang ke mesjid untuk berjamaah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline