Lihat ke Halaman Asli

Adi Putra

Dosen STT Pelita Dunia

Jadilah Teladan

Diperbarui: 14 Juli 2022   15:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: https://gpbb.org/situs/menjadi-teladan/

Ungkapan "jadilah teladan" secara spesifik ditujukan kepada para orang tua, pendidik, para rohaniawan dan para pemimpin masyarakat. Sebab mereka adalah orang-orang yang dianggap telah belajar dari pengalaman yang lebih panjang, pendidikan yang lebih tinggi dan status sosial yang disandangnya. 

Setiap budaya menaruh harapan yang kuat bahwa para orang-tua, para pendidik, para rohaniawan dan para pemimpin masyarakat yang sudah seharusnya memperlihatkan keteladanan dalam ucapan dan perilakunya. 

Tentunya harapan tersebut menjadi panggilan yang wajib diperjuangkan dengan seluruh akal-budi dan kekuatan. Tanpa keteladanan yang memadai, maka kehidupan orang-tua, pendidik, rohaniawan dan pemimpin masyarakat akan menjadi batu sandungan.

Namun sangat menarik di perikop surat 1 Timotius 4:11 keteladanan juga wajib dilakukan oleh orang-orang muda. Rasul Paulus memberi nasihat agar Timotius menjadi teladan, yaitu: "Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. 

Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu" (1Tim. 4:12). 

Dengan demikian, sebagai mahasiswa atau anak muda bukan tidak mungkin kita dapat menjadi teladan bagi orang lain. Bahkan hal itulah yang ditekankan oleh Paulus kepada Timotius dalam perikop ini. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan!

  • Mengapa kita perlu menjadi "teladan"?

Apabila membaca kalimat-kalimat awal dalam ayat ini, maka di sana Paulus dengan jelas menegaskan bahwa "jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda". 

Berdasarkan kalimat itu, maka ada indikasi anak-anak muda sulit menjadi teladan, sehingga selalu dipandang rendah atau disepelehkan oleh orang lain. 

Hal ini cukup masuk akal, karena memang anak muda terkadang masih labil, emosi masih belum terkontrol, masih mudah terpengaruh, masih cenderung mencari jati diri, sehingga kemungkinan untuk jatuh dalam dosa sangat terbuka lebar.

Hal inilah yang mungkin ditakutkan oleh Paulus terjadi kepada anak rohaninya, yakni: Timotius. Sehingga dia mengingatkan Timotius untuk senantiasa menjadi teladan bagi setiap orang supaya dia tidak direndahkan sekalipun dia masih muda. Oleh tugas Timotius sangatlah berat, sekalipun dia masih muda namun telah dipercayakan sebuah pelayanan di Efesus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline