Lihat ke Halaman Asli

Achmad Irfan

KAHMI (Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam)

Rokok Kretek H. Agus Salim, Pangeran Philip dan Ratu Elizabeth II

Diperbarui: 21 September 2022   09:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

H. Agus Salim (Menteri Luar Negeri Republik Indonesia) sedang melakukan diplomasi (Foto: www pribumi.com)

Dari sekian banyak pejuang kemerdekaan, mungkin kita jarang mendengar H. Agus Salim, beliau adalah Menteri Luar Negeri Republik Indonesia yang ketiga, beliau juga sebagai diplomat,jurnalis dan negarawan. 

Pria kelahiran Koto Gadang, Sumatera Barat ini sering menjadi diplomat perwakilan Republik Indonesia. Semasa hidupnya H. Agus Salim pernah mewakili Indonesia dalam  perwakilan Indonesia dalam sidang dewan keamanan PBB (14 Agustus 1945) di New York,  perundingan pendahuluan antara Indonesia dan Belanda  di Jakarta (23 Oktober 1945), Ketua dalam misi diplomatik Indonesia ke negara-negara Arab (April-Juli 1947), perjanjian Renville (1948), perwakilan Indonesia menghadiri penobatan Ratu Elizabeth (1953) di Inggris, dan masih banyak lagi kontribusi beliau dalam mewakili Indonesia. 

Dari sekian banyak perundingan H. Agus Salim di forum Internasional yang paling banyak menyedot perhatian banyak orang seperti yang dikutip dari seri buku Tempo Bapak Bangsa  yang berjudul " Agus Salim Diplomat Jenaka Penopang Republik"  menjelaskan pada saat itu  H. Agus Salim  bersama Sri Paku Alam IX menghadiri penobatan Ratu Elizabeth tahun 1953 di Inggris, ini merupakan suatu kehormatan bagi Republik Indonesia yang baru merdeka delapan tahun, sekaligus sebagai bentuk penegasan  pengakuan kedaulatan Indonesia di  dunia Internasional baik  secara de facto maupun de jure. 

Pada saat penobatan Ratu  Elizabeth dihadiri banyak tokoh-tokoh negarawan seperti Raja Arab Saudi, Putera Mahkota Jepang  yaitu Akihito. 

Yang paling berkesan dalam penobatan Ratu Elizabeth yaitu percakapan H. Agus Salim dengan suami Ratu Elizabeth II yaitu Panggeran Philip, pada saat itu H. Agus Salim menghampiri Pangeran Philip sambil melambaikan rokok kretek dan langsung bertanya "Apakah paduka mengenal bau rokok ini?", "Rasanya saya tidak mengenal aroma ini Tuan", jawab Pangeran Philip.

"Inilah yang menyebabkan bangsa Paduka beramai-ramai mendatangi negeri saya", balas Agus Salim. Sang Panggeran tertawa dan langsung teringat tamu-tamu lainnya dari negara lain. 

Dari sini kita belajar bahwa dalam berdiplomasi bukan hanya kelihaian dalam bertutur kata tetapi dibutuhkan kecerdasan dalam menggunakan perangkat pendukung untuk menegaskan maksud dan tujuan tersebut.

Dengan kata lain maksud kalimat bangsa Paduka berbondong-bondong datang ke Indonesia bahwa Indonesia mempunyai kekayaan rempah-rempah yang membuat bangsa-bangsa Eropa datang ke Indonesia. Strategi Diplomasi rokok kretek  H. Agus Salim dengan perawakannya yang sederhana tetapi membawa semangat api perjuangan yang tidak pernah padam dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Sejarah rokok kretek dan perjuangan  H. Agus Salim ini tidak akan terlupakan dan akan terus dikenang sepanjang masa. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline