Lihat ke Halaman Asli

Fatwa MUI Mengharamkan Produk Pro Israel Dan Bagaimana Kita Menyikapinya?

Diperbarui: 13 November 2023   01:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Halo temans kompasiana, ketemu lagi dengan cerita saya. Ngomong-ngomong sudah pada tahukan ya kalau MUI keluarin Fatwa Haram untuk membeli produk dari israel?

Ayo kita mulai kita mau mengingat2 nih, tahun ini kan bukan kali pertama Indonesia neriakin boikot produk, ya kita akui memang mempunyai mungkin untuk sebulan kita bisa lihat dari gerai mereka yang menjadi sepi, tapi ya balik lagi bulan depan mungkin atau tahun dpn mungkin kita ngiler dan beli lagi, kita akhirnya berkompromi dan akhirnya gerai mereka ramai lagi sampai bisa buka cabang baru hingga masuk ke pedalaman kabupaten yang bisa dibilang tidak terpikirkan kalau Starb****, k*c dan kawanannya buka di tempat itu.  Karena apa? Ya karena kita memang konsumerisme sejati mereka, bayangin setelah diboikot mereka malah makin rame dan buka cabang baru semakin masuk kedaerah yg bisa dibilang sudah dekat banget dengan desa yang dimana masyarakat setempatnya sebenarnya daya belinya mayoritas terbilang belum sanggup untuk menikmati kopi seharga Rp50.000-an.

Mungkin ada yg salah sama sikap & konsisten kita?

 Maaf nih saya bukan ngomongin siapa-siapa, saya mungkin sedang ngomongin diri sy sendiri. Jangan tersinggung dulu.

Awal saya tau persoalan boikot memboikot itu kira-kira tahun 2010, waktu itu bukan karena anti israel, meskipun yang di boikot itu adalah salah satu gerai makanan cepat saji dari mereka. Seruan boikot itu datang dari band underground, bahkan artis internasional. Alasannya karena katanya mereka memperlakukan hewan dgn cara yg sadis. Misalnya cara mereka membuat pertumbuhan unggas menjadi cepat besar hingga dimatikan diusia yang belum waktunya, juga cara mereka mematikan hewan tsb.

Kalau dari sikap artis internasional berasal dari Kanada, Pamela Anderson tuh bilang, alasan dia memboikot karena dia merasa keberatan dan marah cara K*C memperlakukan ayam, dia mengungkapkan kalau, ayam itu dimasak hidup-hidup sampai mati.

Selain itu juga muslim pasti pahamkan ya, kalau mau mikir lebih jauh lagi soal cara penyembelihan hewan yang akan kita  makan itu ada tata cara tersendirinya dalam islam.

Tidak hanya disuarakan oleh Pamela Anderson, tapi juga Smashing Pumkins, Black Sabbath juga menyuarakan boikot K*C. dan saya pribadi sih percaya kalau band dan artis yang memboikot sudah puluhan tahun hingga hari ini pasti konsisten. Lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita bisa bertahan untuk tetap memboikot produk-produk tsb? Apakah kita bisa konsisten? Atau memang benar bakalan terulang lagi? Kita hanyalah pemboikot musiman? Yang hanya ikut-ikutan kabar terbaru, sebagai orang-orang yang turut meramaikan aksi boikot ini?

Aksi protes boikot di luar Indonesia tidak hanya pada produk makanan dan minum, tapi juga hingga produk fashion dengan alasan karena produk fashion tersebut, membayar upah pekerja pabrik mereka dengan upah yang sangat rendah dan dengan jam kerja yang lebih dari delapan jam, sementara produk tersebut dijual dengan harga yang sangat tinggi.

Jadi sangat disayangkan jika nanti perang di Gaza sudah reda kita kembali mengkonsumsi produk yang telah di haramkan MUI. Semoga kita tidak terlena lagi menjadi konsumerisme sejati yang memperkaya mereka.

Agar kita bisa konsisten dan juga bisa sekaligus mendukung UMKM ini adalah waktu yang tepat untuk beralih, mari kita mulai berbelanja jualan orang terdekat kita, UMKM yang sedang membangun brandnya. Tapi pihak pengusaha lokal juga tentu harus memperhatikan kualitas dan packingannya agar para pelanggan baru yang sedang beralih bisa setia dengan produk UMKM.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline