Lihat ke Halaman Asli

Abiwodo SE MM

TERVERIFIKASI

Professional Bankers, Student at UI

Cetak Biru Digital Rupiah

Diperbarui: 19 Desember 2022   14:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pexels.com

Sejarah sedang diukir, gaes! Bank Indonesia (BI) sudah mengumumkan bahwa Central Bank Digital Currency (CBDC) alias Digital Rupiah akan segera diterbitkan. White paper-nya sudah ada. Rangkaian eksplorasinya juga sudah dimulai, dengan nama 'Proyek Garuda'.

Sudah banyak referensi yang bisa kita temui ihwal CBDC, bahkan dalam tulisan-tulisan sebelumnya saya sempat menyinggung soal digital rupiah ini. Yang pasti ini adalah inisiatif cerdas dalam menghadapi maraknya private digital currency, atau sering disebut kripto (cryptoassets dan stablecoins) -- yang bisa mendisrupsi sistem perbankan, mata uang resmi dan kebanksentralan.

Intinya, kita bakal punya mata uang digital resmi, yang memanfaatkan kehadiran teknologi web 3.0 (blockchain).

Lantas apa bedanya dengan kripto seperti ethereum, bitcoin, dan lain sebagainya? Perbedaannya, digital rupiah bisa dijadikan sebagai alat pembayaran yang sah. Keberadaannya legal, bisa menggantikan uang kertas dan logam yang beredar di masyarakat.

CBDC sendiri dikelola langsung oleh otoritas moneter negara, yakni BI. Jadi, volatilitas nilai digital rupiah ini bisa lebih stabil.

Ketahanan Perbankan

Menjaga kedaulatan rupiah adalah hal terpenting yang wajib dilakoni di era digital ini. Pula, melalui penerbitan digital rupiah ini, BI sebagai bank sentral bisa memperkokoh perannya dalam kancah internasional.

Bukan cuma itu. BI pun bisa mengakselerasi integrasi ekonomi keuangan digital nasional, dengan menyematkan CBDC ini dalam cetak biru atau Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI).

Nah, dengan masuknya rupiah digital dalam ekosistem keuangan atau BSPI, transaksi uang elektronik bisa semakin meningkat. Seperti yang sudah pernah kita bahas, peningkatan transaksi digital memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi, lho. Bisa merangsang geliat UMKM.

Apalagi, sebagai fondasi desentralisasi keuangan, CBDC atau digital rupiah diyakini bisa meningkatkan inklusi dan efisiensi sistem keuangan. Termasuk pembayaran lintas-negara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline