Lihat ke Halaman Asli

Wabah "Islamophobia" Stadium V

Diperbarui: 15 Juni 2021   16:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis: Abdul Hafid

Awal tahun 2015, dunia digegerkan dengan penyerangan kantor majalah satire di prancis, Majalah Charlie Hebdo. Dari sinilah awal mula kemunculan gerakan anti- islam di Eropa. Baru-baru ini, satu keluarga Muslim di London - Ontario, tewas dalam serangan kendaraan yang "direncanakan" oleh seorang "islamophobic" yang berakar dari rasa kebencian yang tak terkatakan. Inilah gambaran bahwa minoritas muslim di berbagai negara telah terkena dampak dari kebencian terhadap penganut agama islam.

Padahal, para ulama dan banyak tokoh umat islam telah menolak, mengecam dan mengutuk aksi-aksi terorisme oleh kelompok yang dikenal oleh dunia Barat dengan sebutan ISIS dan kelompok terorisme lainnya. Lagi pula, islam selalu bersih dari perbuatan oknum muslimin yang berbuat kejelekan.

Dunia menyalahkan islam. Sementara umat islam minoritas di belahan Eropa, Amerika dan Australia disudutkan. Di saat bersamaan, para tokoh bangsa mengumumkan pernyataan berlepas diri, tanpa peduli apa pangkal dari semua tragedi.

Kalaulah kita mau bercermin kepada keadilan, tentu kita akan melihat miringnya timbangan. Hukum dan sikap masyarakat dunia terhadap umat ini telah berat sebelah. Akan tetapi, sebagian besar dari umat ini tanpa sadar terus menerus dipaksa menari dengan alunan musik musuhnya.

Kita lupa bahwa para pembenci islam telah memupuk jiwa pemberontakan di dada anak cucu kita. Kita juga lengah atas upaya musuh Islam yang selalu menyulut amarah. Maka berapakah jumlah dosa kita? Untuk dihitung agar Amerika mendapatkan hak menyiapkan neraka di mana-mana? Sementara kita hanya menonton para gadis disiksa hingga menjadi janda?

sumber: unicef.org

Lihat sampul Charlie Hebdo, lalu tengoklah ke Gaza, Irak, Afghanistan, Uyghur dan Rohingya.Berapa banyak darah anak-anak tertumpahkan? Tidakkah aliran darah dari para bocah itu menjadi tinta untuk mencetak tabloid satire yang mereka bela? Lalu di mana kita bisa mendapatkan harga ratusan ntawa anak Palestina?

Dunia sedang dilanda penyakit, nasib umat Islamlah yang paling sulit. Diam semakin terjepit: antara keganasan musuh dan sikap munafik dari kawan yang mengkampanyekan penyimpangan. Dunia sedang terjangkit wabah, nasib kita belum berubah. Masih saja kita tak mampu menyalurkan amarah, duduk dan selalu merasa bersalah.

Mari kita kembali menumbuhkan kesadaran, bahwa semua ketidakadilan ini hanya menunjukkan adanya sakit yang sedang mewabah. Masyarakat global terkena penyakit, sementara tubuh kita mulai terjangkit. Penyakit menular itu bernama: Islamophobia stadium lima.

Maka, Perteguhlah iman dan Ukhuwah Islamiyah agar kita tidak terjangkit penyakit menular itu. Teruslah giat berdakwah, sadarkan masyarakat dunia bahwa Islam adalah Rahmatan Lil 'Alamin (Rahmat bagi semesta alam).

Disadur dari: Tabligh, Ketidakadilan Global terhadap Islam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline