Lihat ke Halaman Asli

Abdi Khalik

--Pengamat--

Mulai Sekarang "Delete" Semua Lagu Galau Kamu Ya!

Diperbarui: 22 Juli 2018   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.pexels.com

Mendengarkan lagu sudah menjadi kebiasaan umum bagi kita, entah itu disaat sedang belajar, saat sedang olahraga, istirahat, atau berkumpul dengan teman-teman. Lirik lagu yang sengaja kita dengarkan terkadang untuk mengubah keadaan suasana hati sehingga kita bisa merasakan emosi yang lebih "dalam" atas apa yang terjadi baru-baru ini misalnya baru diputuskan pacar, bertengkar dengan sahabat, mendapatkan hadiah, dan lainnya atau kita mendengarkan lagu untuk sekedar sebagai pemecah suasana yang sepi tanpa tahu emosi yang bisa saja muncul saat mendengarkan lagu tersebut.

Musik atau lagu semangat dengan lirik yang memotivasi diri kearah positif, tentu sangat baik untuk kita, sengaja didengarkan ataupun tidak tetap saja menstimulasi diri kita kearah positif. 

Namun, jika kita mendengarkan dengan alunan yang melow, menyedihkan, dan mempunyai lirik "galau" serta bersedia menelan mentah-mentah / mencerna setiap bait liriknya, hal ini bisa saja mengubah emosi kita dengan sangat cepat, dari yang penuh semangat menjadi galau karena mungkin  teringat mantan atau seseorang yang dikasihi dan emosi yang menjadi-jadi dari yang galau menjadi lebih galau lagi.

www.maxpixel.net

Penjelasan awamnya seperti ini, apa yang kita dengarkan, otak kita akan berusaha mengolah informasi yang masuk melalui telinga kita. Kita tahu bahwa otak menjadi pusat kontrol tubuh makhluk hidup, aksi yang kita lakukan karena ada reaksi, nah reaksi ini bekerja di dalam otak baik yang kita sadari (yaitu dengan berpikir) atau pun yang kita tidak sadari (spontan). 

Memasukkan hal-hal positif ke dalam diri, otak merespon sebagai sesuatu yang baik untuk kita sehingga aksi yang kita lakukan merupakan aksi positif pula, hal sebaliknya terjadi jika memasukkan hal-hal negatif dalam diri kita, termasuk lagu galau yang kita cermati setiap liriknya.

bigthink.com

"Menonton film yang terdapat aksi menegangkan, secara tidak langsung membuat jantung kita berdetak kencang namun saat terdapat adegan yang sedih keadaan emosi kita tiba-tiba berubah menjadi sedih pula"

pixabay.com

Hal ini disebabkan, kita membiarkan otak mengolah informasi yang masuk dan hasil terjemahan informasi itu merupakan aksi yang kita rasakan. Saat kita mendengarkan lagu korea tanpa tahu terjemahan dan tanpa sedang menonton dramanya, kita tidak bisa merasakan apa-apa selain hanya mendengarkan dan otak tidak mengolah informasi itu karena memang bahasa yang digunakan bukan bahasa kita (hanya mendengar tanpa membuat otak mengolahnya) sehingga kita tidak tahu apa yang dimaksud lagu itu. 

Berbeda saat kita menonton drama dan mendengarkan soundtrack drama itu (tidak tahu terjemahan dari lagu itu juga), seolah kita bisa merasakan maksudnya karena terdapat visualisasi yang menggambarkan lagu itu dan visualisasi itu lebih mudah diterjemahkan oleh otak, kan aneh jika adegan meninggal lagu yang dimainkan adalah lagu dengan musik rock. Yah seperti itu penjelasan awamnya deh. Jadi, otak mengolah dari apa yang kita yakini.

Pengalaman pribadi sih, saya memutuskan menghapus seluruh lagu yang terdapat di memori smarthphone saya karena memang tidak ada faedahnya menyimpan musik-musik galau (hehehe) selain mendapatkan mood negatif sehari-harinya. 

So, setelah menghapus semua lagu baik yang galau atau tidak, saya merasa lebih produktif melakukan hal-hal lain ketimbang hanya menghabiskan waktu membuat playlist lagu yang akan didengarkan, belajar lebih fokus, menulis pun sama. Tetapi sekali-kali jika tidak sengaja mendengarkan lagu galau di tempat umum, sebisa mungkin saya menyibukkan diri agar otak saya tidak fokus menerjemahkan lagu itu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline