Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Harapan Dunia pada Vaksin "Sputnik V" di Tengah Persaingan Rusia-AS

Diperbarui: 13 Agustus 2020   09:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Samples of the vaccine developed by the Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology. (Photo: Reuters via thenational.ae)

Ketika populasi dunia terinfeksi virus corona telah tembus 20 juta orang, pada Selasa 11 Agustus 2020 dari Rusia muncul berita menggembirakan, negara Beruang tersebut telah meregistrasi sebuah vaksin anti virus corona di Kementerian Kesehatan Rusia. 

Registrasi itu diperoleh setelah serangkaian uji coba terhadap vaksin tersebut memperoleh hasil menggembirakan karena menghadirkan kekebalan antivirus corona dalam tubuh manusia. Termasuk uji coba pada Maria Vorontsova dan Yekaterina Vladimirovna Putina, putri Presiden Rusia Vladimir Putin.

Keberhasilan ini menindaklanjuti informasi ahli Rusia sebelumnya pada Juli 2020 lalu yang mengabarkan pada dunia bahwa Rusia hampir selesai menguji vaksin buatan mereka (saat itu).

Vaksin hasil pengembangan Gamaleya Research Center itu diberi nama "Sputnik V". Sputnik adalah sebuah nama dari perintis antariksa Rusia pada tahun 1950-an. 

Dikutip dari zamanalwsl.net, Alexander Ginzburg, ketua tim riset tersebut mengatakan indikasi sukses terlihat berdasarkan adenovirus, terdapat partikel covid-19 yang mati dan tidak dapat berkembang biak lagi setelah terkena "Sputnik V" dalam tubuh manusia.

Keberhasilan Rusia telah menjadi berita hangat hampir seluruh media berita dunia saat ini. BBC melaporkan Presiden Putin mengatakan telah menyetujui penggunaannya yang akan digunakan secara massal mulai Oktober 2020. 

Minggu lalu WHO telah mengingatkan terkait usaha Rusia dalam menghasilkan vaksin hendaknya melalui cara aman dan prosedural. Peringatan itu disampaikan setelah beberapa ilmuan barat menemukan indikasi para ahli Rusia telah mencari jalan "pintas" guna mempercepat penemuan berharga tersebut.

Tanpa mengomentari atau menyikapi peringatan WHO tersebut kini Rusia telah membuktikan (setidaknya menurut klaim mereka) bahwa vaksin buatannya telah mampu meningkatkan kekebalan tubuh berkelajutan pada manusia terhadap virus Corona.

Keberhasilan ini membuat Rusia selangkah lebih cepat dibandingkan sejumlah negara termasuk AS yang masih dalam uji coba dan memprediksi vaksin tersebut akan digunakan untuk umum sekitar Januari 2021. Rusia telah memenangkan "perlombaan" penemuan vaksin antivirus corona dan covid-19 dunia. 

Secara ekonomis Rusia akan memperoleh keuntungan dari penjualan vaksin tersebut. Secara kemanusiaan dunia juga akan "berterima kasih" karena dengan temuan tersebut ada harapan yang jauh lebih besar untuk mengalahkan pandemi virus corona. 

Bangkok Post menulis sebanyak 20 negara telah memesan pada Rusia (sejak tahap uji coba) yang diperkirakan mencapai 1 miliar dosis. Jika vaksin tersebut dijual super murah saja misal Rp 35.000 per dosis, Rusia bisa meraup keuntungan sangat besar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline