Lihat ke Halaman Asli

Ahmad AbuRizki

A. A. Rizki

Dampak Pembelajaran Daring Terhadap Pendidikan Karakter Siswa SDN 3 Klampok

Diperbarui: 3 Februari 2022   11:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada akhir tahun 2019, dunia digemparkan dengan adanya berita mengenai munculnya virus yang berasal dari kota Wuhan, China. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menamai virus ini dengan sebutan COVID 19. Virus ini mudah menular dan mudah beradaptasi disegala tempat dan kondisi, yang menyebabkan virus ini cepat menyebar ke seluruh dunia.

Bulan Februari 2020 merupakan awal mula masuknya virus COVID 19 ke Indonesia. Penyebaran COVID 19 di Indonesia bermula ketika datangnya warga Indonesia yang baru pulang dari Wuhan yang terinfeksi virus COVID 19. Masyarakat dibuat panik dengan berita adanya virus COVID 19 yang masuk di Indonesia. Pemerintah langsung mengambil langkah strategis dengan melacak siapa saja yang baru pulang dari luar negeri untuk mengurangi penyebaran virus COVID 19 di Indonesia.

Pandemi COVID 19 memberikan dampak yang sangat besar bagi masyarakat disemua sektor, tak terkecuali sektor pendidikan. Semua jenjang pendidikan baik jenjang TK, SD, SMP, SMA, maupun perguruan tinggi, terpaksa harus mengubah system pembelajaran di sekolah. Pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan menutup sekolah secara fisik dan mengalihkan proses pembelajaran tatap muka di sekolah menjadi pembelajaran online/daring (dalam jaringan).

Pembelajaran daring memiliki banyak kelebihan yang dapat dirasakan oleh siswa. Pelaksanaan pembelajaran daring dinilai lebih praktis karena pembelajaran dapat dilaksanakan kapanpun dan dimanapun tanpa ada batas ruang dan waktu. Siswa dapat mengakses materi pembelajaran di rumah dengan perantara internet sehingga memudahkan siswa untuk mempelajari materi yang diberikan oleh guru.

Namun selain memiliki kelebihan, pembelajaran daring juga memiliki kekurangan. Salah satu factor yang paling sering dikeluhkan oleh siswa adalah masalah jaringan internet. Proses pembelajaran daring tatap muka yang menggunakan aplikasi google meet atau zoom memerlukan jaringan internet yang stabil sehingga apabila internet di rumah siswa sedang tidak stabil maka siswa akan kesulitan menerima materi yang disampaikan oleh guru.

Salah satu sekolah yang melaksanakan pembelajaran daring di masa pandemi adalah SDN 3 Klampok. SDN 3 Klampok terletak di Desa Klampok, Kec. Singosari, Kab. Malang. Pembelajaran daring di SDN 3 Klampok dimulai sejak bulan Maret 2020 saat virus COVID 19 sudah mulai menyebar di Indonesia. Pembelajaran daring dilaksanakan 100% diawal pandemic yang mengacu pada aturan PPKM level 4 di Kab. Malang. Setelah ditetapkannya PPKM level 2, pemerintah baru membolehkan pembelajaran daring dengan kapasitas kelas sebanyak 50%.

Pengawasan guru terhadap siswa saat pembelajaran daring sangat terbatas.  Pembelajaran daring saat PPKM level 4 di SDN 3 Klampok dimulai pukul 06.30 WIB sampai pukul 10.00 WIB. Guru hanya dapat mengawasi siswa selama beberapa jam saja karena terbatasnya jam pembelajaran daring. Hal ini memberikan banyak dampak dan perubahan pada karakter siswa.

Selain karena kurangnya pengawasan guru terhadap siswa, penyebab lain dari perubahan karakter siswa SDN 3 Klampok adalah penggunaan gadget yang berlebihan, rasa keingintahuan siswa yang tinggi serta kurangnya pengawasan orang tua kepada anaknya saat pembelajaran maupun diluar pembelajaran daring. Penggunaan gadget yang berlebihan membuat siswa sering menunda pekerjaan dan lalai dari tugasnya untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Orang tua siswa tidak bisa mengawasi anaknya setiap saat dikarenakan kebanyakan orang tua siswa sibuk bekerja. Selain itu, rasa keingintahuan yang tinggi membuat siswa dengan mudah membuka hal-hal yang tidak pantas dibuka oleh siswa, seperti membuka konten pornografi di internet dan bermain judi online.

Tingkat kejujuran dan kedisiplinan siswa saat pembelajaran daring semakin menurun, seperti terlambat mengikuti proses pembelajaran, tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru, mencari jawaban tugas dari google, berbelanja online tanpa diketahui oleh orang tua dan masih banyak yang lain. Hal ini disebabkan karena sulitnya guru memberikan arahan dan nasehat karena tidak bertemu langsung dengan siswa.

Dimasa pandemic seperti saat ini, orang tua berperan sangat penting bukan hanya dalam membimbing anaknya saat mengerjakan pelajaran sekolah namun yang tak kalah penting adalah pendidikan karakter yang saat ini banyak diabaikan oleh orang tua. Di sekolah, pendidikan karakter yang awalnya diberikan guru secara langsung dan dicontohkan langsung kepada siswa kini harus terhalang dengan adanya proses pembelajaran daring. Penanaman pendidikan karakter pada siswa lebih sulit dilakukan karena guru dan siswa tidak bertemu secara langsung dan terkadang ada siswa yang tidak mendengarkan perkataan guru yang disampaikan secara online.

Sebelum pandemi, pendidikan karekter dilakukan dengan pengawasan langsung dari guru. Kegiatan-kegiatan yang menunjang pendidikan karakter juga dilakukan secara langsung sehingga dapat diukur tingkat keberhasilannya. Pada kegiatan pembelajaran daring, tidak ada jaminan bahwa siswa bisa mendapatkan pendidikan karakter dari orang tua mereka. Ketika pembelajaran daring, yang terjadi lebih banyak adalah transfer pengetahuan atau proses pembelajaran saja sehingga pendidikan karakter tidak tersampaikan secara maksimal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline