Lihat ke Halaman Asli

Michael Juanda

Orangutan Journey

Pariwisata Indonesia dan Diplomasi Meja Makan

Diperbarui: 5 November 2022   10:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Santap bersama Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia H.E. Joseph Donovan Jr. (Taman Nasional Tanjung Puting, 2019) - Dokpri

Dalam dunia politik, meja makan dapat dikatakan sebagai salah satu "arena" lobi dan negosiasi yang memiliki peran signifikan dan telah terekam dalam banyak catatan sejarah. Lord Palmerston, mantan Perdana Menteri Inggris, dalam satu kutipan populernya pernah mengatakan "Dining is the soul of diplomacy." Hal ini menegaskan pentingnya peranan jamuan makan dalam satu proses diplomasi politik untuk mencapai satu tujuan maupun kesepahaman.

Di berbagai kesempatan lainnya, Presiden Joko Widodo dikenal sebagai negosiator ulung untuk memediasi banyak persoalan terkait negara, masyarakat, hingga konstelasi politik lewat jamuan makan. Bahkan saat beliau masih menjabat sebagai Walikota Solo, salah satu catatan paling menarik adalah bagaimana beliau merelokasi ribuan pedagang kaki lima tanpa "perlawanan" setelah 54 kali mengadakan jamuan makan siang dan malam dengan mereka.

Kuliner dan jamuan makan memiliki peranan yang sangat krusial dalam hubungan antar manusia, antar bangsa, bahkan antar negara.

Kuliner dan Pariwisata

Sewindu pemerintahan Presiden Joko Widodo yang telah kita jalani, sektor pariwisata mendapat perhatian sangat besar dan menjadi prioritas dalam skema pembangunan nasional. Selain menjadi lumbung devisa, pariwisata dianggap mampu membuka banyak lapangan pekerjaan langsung dan membawa citra positif Indonesia dalam peradaban dunia.

Bumi Nusantara dikenal sebagai salah satu surga bagi beragam jenis rempah dan kuliner karena keberagamannya yang luar biasa, dari 37 Provinsi yang ada saat ini semuanya memiliki kuliner khasnya masing-masing, belum lagi jika dihitung dengan jumlah kabupaten maupun kota yang ada.

Rendang, makanan tradisional Minang yang pernah menjadi makanan terlezat di dunia versi CNN Readers, 2017 (Foto: www.indonesia.travel)

Di bidang pariwisata, kuliner berperan penting dalam mendukung jalannya kegiatan kunjungan wisata secara ideal, tentunya cukup banyak pengeluaran wisatawan dialokasikan untuk belanja yang terkait urusan perut. Banyak destinasi wisata berlomba menawarkan kuliner istimewa dari daerah asalnya maupun beragam hidangan nasional kepada wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Tahun 2018, Kementerian Pariwisata menetapkan 5 makanan nasional Indonesia yaitu soto, sate, nasi goreng, rendang, dan gado-gado. Kelima makanan tersebut dianggap mewakili cita rasa dan identitas nasional, dan bisa ditemukan di hampir semua daerah di nusantara.

Pariwisata dan kuliner dianggap kombinasi strategis sebagai gerbang untuk memperkenalkan identitas maupun budaya suatu bangsa kepada publik internasional. Lihatlah bagaimana menjamurnya Chinese & Japanese restaurant di berbagai negara, sampai demam kimchi, soju, hingga bulgogi yang menyertai besarnya animo dan penerimaan publik terhadap invasi budaya populer Korea Selatan.

Diplomasi Meja makan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline