Lihat ke Halaman Asli

WILDIYAH SALMAH

5130020100_Wildiyah Salmah Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Jawa Timur

Pengalamanku

Diperbarui: 4 Mei 2021   21:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

   Hai semuanya.. 

  Kali ini aku akan menuliskan tentang secuil kisah pengalamanku. Berbicara tentang pengalaman, sebenarnya akan panjang. Pengalaman itu terdiri dari berbagai konsep. Antara suka, duka, tangis dan tawa. Semua bisa menjadi kesan yang tak terlupakan begitu saja bagi setiap orang. Jangan dengan mudahnya membandingkan pengalaman hidupmu dengan orang lain. Setiap orang memiliki kadar suka duka tersendiri. 

  Tidak banyak yang akan ku tuang dalam tulisan kali ini. Ya, aku kembali menulis ceritaku di sini karena mendapat tugas dari dosenku untuk memenuhi syarat tugas UTS Bahasa Indonesia oleh Bapak Rudi Umar Susanto,S.Pd.,M.Pd., 

  Pengalamanku. Aku dulu adalah seorang santri. Aku pernah belajar dalam lingkup pesantren, selama kurang lebih 6 tahun lamanya. Dengan dua lembaga pesantren yang berbeda. Saat ini aku akan bercerita pengalamanku selama menjadi santri. Awalnya saat menempuh masa menengah pertama (SMP). Aku memutuskan untuk mengambil pendidikan pesantren Tsanawiyah (MTs) di wilayah Lamongan. Yaitu yayasan Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran  Lamongan. 3 tahun aku mengenyam pendidikan di sana, dengan relasi pertemanan yang cukup sedikit. Dan pengalaman yang bisa di bilang rendah. 

  Dan saat menginjak masa pendidikan Menengah atas (SMA) aku memilih keluar dan menjelajah ke pesantren lain. Yaitu yayasan Darul Ihsan dengan sekolah Al-Azhar menganti Gresik. Dan aku mengenyam masa belajar selama 3 tahun juga. Relasi pertemanan ku sedikit mengembang menjadi baik. Dengan mendapatkan sahabat seperjuangan. Seperti keluarga ke dua setelah keluargaku. Dan di sanalah, aku mendapatkan banyak pengalaman dan pelajaran hidup yang cukup menggertak jiwa, membangun jiwa sosial yang lebih baik lagi. Melatih mental menjadi santri yang tatak dan percaya diri. 

  Salah satunya, aku kembali menemukan jati diriku yang sempat tak dapat ku kenali sendiri. Aku kembali menjadi pribadi yang kuat, tegar, tabah, percaya diri, tatak, dan kembali menekuni dunia tulis menulis yang memang menjadi hobi ku sejak dulu. Pengalaman berharga yang pernah aku alami adalah mengenal dunia dan keluarga baru ku. Sahabat surga ku. Sahabat seperjuangan ku. Istita. 

   Selama ini tak pernah ku miliki pengalaman terus indah dalam hidupku selain bertemu dan mengenal mereka juga menjadi salah satu penghuni persahabatan terus indah dalam sejarah hidupku. Terimakasih banyak untuk sahabat seIman ku. Sahabat til Jannah ku. Istita. 

  Cukup sekian apabila ada salah kata dalam rangkaian penulisan ku. Saya menulis ini untuk memenuhi persyaratan UTS dari Bahasa Indonesia yang di naungi oleh Bapak Rudi Umar Susanto,S.Pd.,M.Pd., cukup sekian dan terimakasih. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline