Lihat ke Halaman Asli

Siklus Hidup Bintang Alam Semesta

Diperbarui: 14 September 2017   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

          Orang-orang umum biasa mengatakan bintang hidup selamanya, tapi para ilmuwan berkata lain. Semua bintang pada akhirnya nanti akan mati kalau bahan bakarnya habis. Kalian mungkin mengira kalau bintang yang lebih besar akan hidup lebih lama karena punya lebih banyak bahan bakar. Tapi, makin besar massa bintang, makin cepat bintang membakar bahan bakarnya, dan makin pendek masa hidupya. Bintang masif akan hidup beberapa juta tahun saja, sedangkan yang tidak masif bisa hidup selama triliyunan tahun.

          Semua bintang menghabiskan sebagian besar kehidupannya untuk menggabungkan hidrogen dan mengubahnya menjadi helium di intinya. Fusi nuklir ini menciptakan enrgi yang kita lihat sebagai cahaya bintang. Akhirnya inti bintang pun kehabisan hidrogen  seperti itulah akhir hidup bintang bermassa rendah seperti Matahari yang kita lihat sehari-hari.

          Ketika bintang bermassa lebih tinggi kehabisan hidrogen, bintang tersebut bisa mulai membakar helium inti dan menghasilkan karbon dan oksigen. Bintang yang paling masif bia membakar unsur yang lebh berat dan lebih berat lagi hingga intinya penuh dengan besi yang sangat rapat dan panas sekali. Itulah akhir perjalanan hidup bintang tersebut, karena tidak ada energi yang dihasilkan dari reaksi fusi besi.

          Semua bintang berasal dari nebula, tapi masing masing menempuh jalan hidup yang berlainan. Bintang-bintang yang lebih kecil berakhir sebagai katai putih yang mungil. Namun, bintang yang lebih masif meledak sebagai supernova, meninggalkan lubang hitam atau neutron.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline