Mohon tunggu...
Amos Ursia
Amos Ursia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Remaja Indonesia, Antara Joey, Zohri, dan Generasi TikTok

16 September 2018   07:38 Diperbarui: 16 September 2018   08:28 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram tag #tiktokgenerationindo

Remaja, mungkin masih dihitung sebagai anak anak. Belum bisa diberi tanggungjawab, atau belum bisa dipercaya, masih harus dimarahi, dibentak, dan dikontrol. Bahkan, remaja milenium ini (katanya) semakin apatis, terlalu asik dengan teknologi, tidak bisa kerja keras, dan tidak bisa mandiri. Ya, banyak opini publik tentang remaja. Remaja itu kesannya memang diremehkan, dan dipandang rendah karena umurnya yang masih belasan.

Ayah, Ibu, Om, Tante, jangan sama rata kan remaja hari ini dengan remaja 80' atau 90' an, remaja hari ini lahir dari zaman baru, awal dari peradaban baru dunia. Kaum milenial ini lahir zaman revolusi teknologi, yang sangat massif di seluruh belahan Dunia. Karena teknologi yang massif, remaja hari ini belajar dengan sangat sangat cepat, dimanapun, kapanpun, kepada siapapun.

Remaja hari ini, selalu memperbaharui diri setiap hari dengan informasi informasi terbaru dunia. Remaja hari ini menjangkau dunia, mencari kesempatan kesempatan berkembang dengan mudah, komunitas bahkan mentor bisa didapat dengan jempolnya. Mungkin, remaja dicap terlalu asik dengan gadget, atau apatis, tapi beginilah cara remaja mengenal "DUNIA" nya, yang baru, yang global.

Remaja remaja Indonesia secara demografis akan mencapai era emas 2030. Walaupun banyak remaja Indonesia yang dikenal publik karena tingkah bodohnya, tetapi banyak juga remaja Indonesia yang berprestasi, pencapaian yang bahkan orang dewasa sulit capai. Rafi Abdurrahman Ridwan, remaja yang menekuni fashion, perancang beberapa busana dalam ajang America Next Top Model. 

Joey Alexander, remaja yang membuat dunia musik geger, menjadi salah satu peraih nominasi Grammy Award, bahkan dua kategori, pencapaian yang diinginkan oleh banyak musisi. Lalu Muhammad Zohri, remaja yang berhasil menjuarai kejuaraan dunia U-20 dalam nomor lari 100 meter. Egi Maulana Vikri, remaja 18 tahun yang dikontrak klub sepakbola Polandia, debutnya sangat membanggakan.

 Itu hanyalah contoh, dari ratusan bahkan ribuan remaja Indonesia yang menekuni bidangnya, passionnya, minat terdalamnya, dan memiliki kesempatan untuk berkarya secara Internasional. Prestasi yang mereka dapat bukan karena keberuntungan, tetapi kerja keras, dan ketekunan dalam sebuah bidang yang difokuskan adalah sebuah kunci.

Remaja remaja Indonesia, hari ini telah sangat dimudahkan oleh teknologi, apa yang kita lakukan sebagai remaja? Sudahkah kita menekuni bidang yang kita cinta sampai habis habisan? Kesempatan selalu ada bagi mereka yang bekerja keras, setia, tekun, sans, dan tangguh. Asoy. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun