Mohon tunggu...
Amos Ursia
Amos Ursia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Interpretasi Sajak "Celana Ibu" dari Joko Pinurbo

12 April 2018   07:22 Diperbarui: 12 April 2018   08:30 1836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Dalam sebuah komunitas sastra di media sosial, dimuat sajak "Celana Ibu" karya Joko Pinurbo, tepat pada momen paskah. Yang disayangkan, banyak para "komentator sastra" (dalam kolom komentar komunitas itu) yang protes dan seakan menghujat Joko Pinurbo karena "mengguyoni" (atau menista?) Yesus dan celana buatan Ibu Maria. Padahal, karya ini memiliki makna teologis yang sangat dalam! 

Masalahnya, karya ini sangat jelas merupakan karya sastra, sehingga pembaca seharusnya bisa memaknai karya ini sebagai "karya sastra" bukan sebagai iklan rokok, maksudnya pembaca harus melihat karya ini sesuai konteks penulis dan tidak memaknai menurut kaidah bahasa sehari hari.

------- Interpretasi -------

"Celana Ibu"

Maria sangat sedih

menyaksikan anaknya

mati di kayu salib tanpa celana

dan hanya berbalutkan sobekan jubah

yang berlumuran darah.

Ketika tiga hari kemudian

Yesus bangkit dari mati,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun