Mohon tunggu...
Amorita R
Amorita R Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Rasa Takut, dalam Variabel Konten Pesan Kesehatan

2 Desember 2017   15:52 Diperbarui: 2 Desember 2017   15:56 875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dalam pembuatan pesan kesehatan untuk mengajak orang agar dapat menjadi peka dan sadar akan kesehtan, rangsangan sangat penting untuk di perhatikan, rangsangan penting dalam menciptakan perhatian dan relevansi pribadi, motivasi adalah inti dari bagaimana sebuah pesan diproses dan dilakukan atau tindakan apa yang akan diambil. Ada pesan yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran atau pengetahuan tanpa adanya sebuah aktivitas promosi. Sama halnya dengan pesan kesehatan yang memiliki tujuan untuk mengubah perilaku seseorang. 

Selama beberapa dekade terakhir, pesan yang memotivasi seseorang melalui pesan yang dapat menimbulkan  rasa takut dan ancaman telah didominasi. Pesan yang memiliki rasa ketakutan dan ancaman ini akan menyiratkan  sebuah tanggung jawab sosial dan juga pribadi seorang  untuk mencegah hasil kesehatan yang negatif (Guttman, dalam Thompson, 2008, 477). Contoh kasus, di brosur mengenai Understanding AIDS: Message from the Surgeon General (1988), Ahli Bedah Umum C. Everett Koop mengatakan,

 "Sayarasa akan sangat penting bagi para pembaca untuk mendapatkan informasi terbaik yangtersedia untuk memerangi virus AIDS, masalah kesehatan yang Presiden sebut sebagai "Musuh Publik Nomor Satu." Menghentikan AIDS terserah Anda, keluarga Anda dan orang yang Anda cintai. Beberapa masalah dalam brosur ini mungkin bukan hal yang tidak biasa Anda diskusikan secara terbuka. . . . Tapi sekarang, Anda harus mendiskusikannya"

Pesan ini mencoba untuk meyakinkan pembaca bahwa tanggung jawab pribadi setara dengan tanggung jawab sosial. Jika berbicara mengenai  AIDS,   pesan kesehatan yang mengandung rasa ketakutan dan ancaman ini akan membawa pembaca merasa jika tidak berpartisipasi dalam menghentikan AIDS, maka pembaca adalah bagian dari masalah. Pemberian label AIDS sebagai "Public Enemy Number One" mempertinggi ancaman pesan tersebut ke pembaca. Jelas, perancang pesan menginginkan individu untuk benar-benar yakin bahwa kesadaran tentang AIDS mengurangi peluang mereka tertular HIV. Pesan tersirat dalam pesan ini adalah bahwa tidak berbicara tentang AIDS bisa menjadi hukuman mati bagi diri mereka sendiri. Mari sekarang kita beralih ke diskusi yang lebih luas tentang bagaimana rasa takut dan ancaman dapat memicu motivasi.

Ketakutan adalah respons afektif terhadap seseorang, peristiwa, atau objek yang dianggap signifikan dan relevan secara pribadi, seperti yang dikatakan oleh Easterling & Leventhal  dan Ortony & Turner (Thompson, 2008:477). Ini adalah salah satu emosi yang pernah dialami semua manusia. Barth juga mengatakan Ketika seseorang dihadapkan pada situasi yang berpotensi  mengancam (Thompson, 2008:477), ketakutan diwujudkan sebagai reaksi protektif yang singkat dan intens. Meski ancamannya bisa nyata atau dapat dirasakan, rasa takut yang dirasakan oleh individu itu dapat menajdi nyata dan sering disertai respon fisik, seperti denyut jantung yang dipercepat, otot tegang, perubahan pernapasan, keringat, dan rasa dingin, serta respon verbal. , seperti ketidakmampuan berbicara atau merasa perlu untuk berteriak (Scherer & Wallbott, 1994).

Witte, menyatakan menciptakan daya tarik ketakutan adalah tugas yang sulit bagi perancang pesan kesehatan. Terlalu sedikit rasa takut hanya memiliki sedikit nilai persuasif. Ini membuat individu tidak termotivasi untuk memproses pesan (Thompson, 2008:477). Misalnya, dalam sebuah kampanye untuk meningkatkan penggunaan kondom bagi orang dewasa muda yang aktif secara seksual, Sheer (1995) mendapati bahwa pernyataan ini tidak efektif, "Saya memiliki banyak perasaan untuk Anda dan saya tidak menginginkan sesuatu terjadi pada Anda. Jadi, ayo gunakan kondom.". Pernyataan tersebut tidak menentukan sasaran tertentu (yaitu, kita tidak tahu kata " Anda "mengacu kepada siapa), jadi pesan tersebut tidak menciptakan ketakutan dan menjadi diabaikan (Thompson, 2008:478).

Terlalu banyak rasa takut, di sisi lain, juga bisa menghasilkan sedikit atau tidak ada motivasi untuk pemrosesan pesan. Meskipun induksi ketakutan yang lebih besar melalui konten pesan kesehatan umumnya meningkatkan rasa takut (Boster & Mongeau, 1984), tingkat ketakutan yang sangat tinggi menciptakan respons defensif dan / atau penghindaran. Individu menjadi begitu asyik dengan ketakutan mereka sehingga mereka tidak mampu menilai secara memadai atau akurat sumber daya yang ada (misalnya, mereka tahu bagaimana mencegah ancaman tersebut secara efektif) dan mereka mengabaikan pesan tersebut untuk mengendalikan ketakutan mereka (Thompson, 2008:478). 

Menginduksi rasa takut yang   tinggi hanya sesuai untuk target audiens yang dengan mudah dapat melakukan respon yang disarankan (memiliki efikasi respon), namun tidak mengenali tingkat keparahan ancaman kesehatan atau merasa bahwa ancaman tersebut hanya akan berdampak pada orang lain, bukan diri mereka sendiri. Perancang pesan kesehatan harus berhati-hati menganalisa target pemirsa mereka untuk mengetahui apakah mereka sudah takut akan ancaman kesehatan. Ketakutan harus disalurkan dalam arah menyelamatkan nyawa sehingga individu dapat melindungi diri mereka sendiri dan mencegah ancaman potensial tanpa mendorong penghindaran atau penghindaran defensif.

Daftar pustaka:

Thompson, Theresa L, dkk. 2008. Handbook of Health Communication. New Jersey: Lawrence Erlbaum

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun