Mohon tunggu...
Kirana
Kirana Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Sepak Bola, KH Ma'ruf Amin dan Harapannya untuk Timnas Garuda

9 November 2018   15:10 Diperbarui: 12 November 2018   08:29 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak kalah dengan kegemaran anak muda, Kiai Ma'ruf Amin ternyata juga suka menonton sepakbola. Cawapres yang berpasangan dengan calon presiden Joko Widodo ini mengaku mengikuti perkembangan dunia bola sejak masa mudanya.

Biasanya Ia menonton sepakbola sambil rileks dan menikmati segelas teh. Tentu saja, dengan ditemani keluarga di rumah.  

Kegemarannya menonton sepakbola ini merupakan kebiasaan sejak masa muda dulu. Kiai Ma'ruf pun juga tak ketinggalan mengikuti liga-liga besar di Eropa, salah satunya adalah Liga Inggris.

Ketika disinggung siapa klub favoritnya, Mantan Ketua MUI itu menyebutkan ada tiga, yakni Manchester City, Manchester United, dan Chelsea.

"Ya yang bagus. Terkadang Manchester City, kadang MU (Manchester United), kadang Chelsea," ucap Ma'ruf di Tasikmalaya, Minggu 21 Oktober 2018.

Selain tiga klub papan atas liga kasta utama Inggris tersebut, Kiai Ma'ruf juga memerhatikan Liverpool. Demam Liverpool itu ternyata juga melanda ulama kelahiran Tangerang, 11 Maret 1943 ini.

Pada musim 2017-2018, The Reds, menjadi perhatian publik dunia akan kemampuan salah satu penyerangnya, yakni Mohamed Salah yang membawa menembus final Liga Champions.

Cerita soal kegemaran Kiai Maruf dengan sepakbola ini juga diamini Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir. Presiden klub Italia Inter Milan ini menyebut kiai Ma'ruf Amin sangat paham tentang sepakbola.

Bahkan, ketika dirinya bertemu di Rumah Cemara (markas pemenangan Jokowi-Ma'ruf) keduanya sempat berbincang mengenai pelatih terbaik.

"Waktu di cemara tau nggak [Ma'ruf] bicara apa sama saya? Sepakbola, pelatih terbaik. Wah saya bilang hebat juga, alhamdulillah ini. Saya rasa kadang-kadang kita underestimate figur seseorang padahal luar biasa," ujar Erick di Kantor TKN Jokowi-Ma'ruf, Jakarta, Rabu (12/9/2018).

Tak hanya mengikuti dunia bola di luar negeri saja, Rais 'Aam PBNU itu juga memperhatikan perkembangan dan persiapan Timnas Indonesia dalam turnamen internasional, termasuk ketika Timnas senior akan tampil di Piala AFF 2018.

Beberapa waktu lalu, Kiai Ma'ruf memberikan penjelasan terkait mepetnya persiapan tim asuhan Bima Sakti ini. Meski demikian, dia mengajak semua berdoa agar Timnas bisa meraih hasil yang maksimal.

"Kini waktunya Timnas senior berjuang sekuat tenaga dan semaksimal mungkin untuk meraih hasil terbaik. Mari kita doakan bersama-sama. Doa itu salah satu ikhtiar untuk mewujudkan prestasi selain kerja keras di lapangan," kata Ma'ruf Amin dalam rilis resminya.

Ingatan Kiai Ma'ruf terkait perjuangan Timnas Garuda di AFF langsung merujuk ke masa tahun 2004 lalu. Ketika itu, penampilan Timnas Indonesia sangat memikat hingga hampir saja meraih juara di ASEAN. Sayangnya, harus dikalahkan secara dramatis oleh Singapura di babak final.

"Saya masih ingat pada 2004, Singapura tak diunggulkan. Tapi, mereka kalahkan Indonesia 2-1 di Senayan. Boaz Solossa mengalami cedera patah kaki karena tekel Baihakki. Di Singapura Indonesia kalah 1-3."

14 Tahun kemudian, Timnas Indonesia akan mengawali perjuangannya di Piala AFF 2018 melawan tuan rumah Singapura, Jumat (09/11/18), di National Stadium, Kallang. Kiai Ma'ruf Amin pun menaruh harapan dan doa semoga pengalaman dulu bisa dijadikan pelajaran untuk menang.

"Kita harus belajar dari kejadian itu untuk tampil lebih baik dan memenangkan pertandingan. Insya Allah kita doakan kita meraih hasil bagus melawan Singapura," pungkasnya.

Ya, sepakbola memang olahraga yang magis. Cabang olahraga ini bisa menyatukan seluruh perbedaan dalam masyarakat, bangsa dan negara. Pun digemari oleh jutaan kalangan, dari tingkat presiden, cawapres, pengusaha, hingga rakyat biasa.

Mungkin sedikit merevisi dari kata-kata Soe Hok Gie, aktivis yang mati muda di era 1960-an, 'Kita begitu berbeda, kecuali dalam 'sepakbola', adalah tetap relevan hingga kini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun