Mohon tunggu...
Amirudin Mahmud
Amirudin Mahmud Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pemerhati sosial-politik

Penulis Buku "Guru Tak Boleh Sejahtera" Bekerja di SDN Unggulan Srengseng I Indramayu Blog. http://amirudinmahmud.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Puan, Agus, dan Gibran

17 Agustus 2021   20:26 Diperbarui: 17 Agustus 2021   20:40 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jabar.tribunnews.com

Belakangan ada tiga anak presiden yang senantiasa ramai menjadi pembicaraan politik tanah air. Ketiganya adalah Puan Maharani putri  Megawati, Agus Harimurti putra SBY dan Gibran Rakabumi anak Jokowi. Mereka dibicarakan bukan semata-mata karena anak presiden tapi lebih jauh karena ketiganya dikait-kaitkan denga Pilpres 2024. Kenapa dikaitkan? Bisa jadi sebab mereka dianggap memilki ambisi atau didorong-dorong maju nyapres oleh elit politik.

Puan Maharani lahir di Jakarta 6 September 1973 adalah seorang politikus PDI Perjuangan yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia periode 2019--2024. Puan merupakan perempuan pertama dan orang termuda yang menduduki ketua DPR.  Sebelumnya, ia menjabat Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia antara 2014 hingga 2019. Dia juga menjadi perempuan pertama dan  termuda yang pernah menjabat sebagai Menko. Puan menjabat sebagai Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI pada 2012 hingga 2014. Di DPR, Puan Maharani berada di Komisi VI yang mengawasi BUMN, perdagangan, koperasi, dan usaha kecil menengah, serta anggota badan kelengkapan dewan BKSAP DPR.

Cucu dari presiden pertama RI Soekarno dan putri tunggal presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dari pernikahannya dengan Taufiq Kiemas ini sudah mengenal dunia politik sejak usia sangat muda. Ia merupakan Sarjana Ilmu Komunikasi lulusan Universitas Indonesia dan ia meneruskan tradisi politik dalam keluarga Soekarno. Belakangan Puan banyak melakukan manuver politik berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang senyap, sepi, dan diam seribu bahasa.

Diawali dengan membuka konflik terbuka dengan Ganjar Pranowo sebab tidak mengundang sang gubernur dalam kegiatan PDIP di Semarang. Padahal Ganjar Pranowo adalah kader PDIP juga kepala daerah. Disusul dengan rentetan serangan berupa kritik tajam kepada pemerintah yang dipimpin oleh Jokowi kader PDIP sendiri. Kemudian tebar pesona dengan pemasangan baliho seantero nusantara. Ada apa dengan Puan Maharani? Saya melihatnya sebagai dua hal. Pertama, ambisi  yang bersangkutan. Kedua, keinginan elit PDIP mencalonkan yang bersangkutan dalam Pilpres mendatang.

Agus Harimurti lahir di Bandung, Jawa Barat, 10 Agustus 1978 atau yang lebih akrab disapa AHY adalah Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) dan pendiri AHY Foundation. Sebelumnya, ia berkarier sebagai militer profesional di TNI selama 16 tahun. AHY menjadi lulusan terbaik dari Akademi Militer tahun 2000 dan meraih penghargaan Presiden RI; Bintang Adi Makayasa.

Tahun 2016, AHY didaulat oleh Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta. Sejak itu, ia aktif berpolitik di Partai Demokrat dan diberi tugas sebagai Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) untuk pemenangan Pileg 2019, dengan target 5-10 persen.  AHY terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat Periode 2020--2025 secara aklamasi dalam Kongres Ke V Partai Demokrat pada tanggal 15 Maret 2020 di Jakarta Convention Center.

Di tahun ini, sebagai ketua partai AHY sangat aktif mengkritisi pemerintah. Dia mengerahkan kader-kader Demokrat menyerang pemerintah. Seakan Demokrat mengambil posisi tegas menjadi partai oposisi tulen yang ditinggal Gerindra karena bergabung dengan pemerintah. Sebelumnya Demokrat yang dikategorikan partai abu-abu. Tak jelas. Mendukung pemerintah tidak. Menjadi oposisi juga enggan.

Berbeda dengan Puan, AHY terbebani oleh ambisi sang ayah. SBY selepas lengser menyiapkan sang putra mahkota guna meneruskan dirinya dalam pentas politik nasional. Dia "dipaksa" nyalon sebagai gubernur DKI tahun 2017 silam. Saya masih ingat air mata AHY saat tampil pertama ke publik sebagai calon gubernur DKI meninggalkan karir militer yang berproses mentereng. Dikondisikan jadi ketua partai. Mungkin dalam sejarah perpolitikan  hanya AHY yang kalah dalam pilkada menjadi Ketum. Lainya kalah ya dibuang.

Gibran lahir di Kota Surakarta, 1 Oktober 1987 adalah seorang pengusaha dan politisi Indonesia yang menjabat sebagai Wali Kota Surakarta sejak tanggal 26 Februari 2021. Terlahir sebagai putra sulung pengusaha mebel Joko Widodo yang kemudian menjabat Wali Kota Surakarta dan Gubernur DKI Jakarta sebelum menjadi Presiden Indonesia, Gibran merintis bisnisnya dengan membuka usaha katering yang diberi nama Chilli Pari. Ia juga merupakan pendiri perusahaan kuliner martabak yang disebut Markobar.

Ia adalah putra sulung dari Joko Widodo. Sejak kecil Gibran menetap di Solo, tetapi saat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dirinya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun