Mohon tunggu...
Amirudin Mahmud
Amirudin Mahmud Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pemerhati sosial-politik

Penulis Buku "Guru Tak Boleh Sejahtera" Bekerja di SDN Unggulan Srengseng I Indramayu Blog. http://amirudinmahmud.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Doa dan Kebahagiaan

12 Juli 2021   06:58 Diperbarui: 12 Juli 2021   07:01 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap orang pasti berharap  bisa meraih kebahagian dalam hidup. Kebahagian adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau kegembiraan yang intens. Kebahagian juga ditandai dengan ketiadaan rasa takut dan kesedihan. 

Orang akan merasa bahagia manakala keinginannya terpenuhi. Persoalanya tidak semua yang diinginkan bisa terpenuhi. Manusia dituntut untuk berikhtiar, berusaha dan memperjuangkan apa yang diinginkan guna raih kebahagian hidup.

Kehidupan manusia  tidak selalu mulus. Banyak rintangan, cobaan dan ujian. Al Quran menegaskan bahwa hal itu bertujuan untuk menguji kualitas seseorang, guna mencari siapa yang terbaik diantara manusia. Ini juga yang menyebabkan mereka tertunda (tidak atau belum memperoleh) kebahagian hidup. Menghadapi berbagai macam ujian manusia dituntut untuk senantiasa bersyukur, bersabar dan tetap berusaha. Tidak boleh putus asa. Apalagi menyerah. Yakinlah bahwa dibalik kesulitan ada kemudahan. Dibalik musibah ada rahmah.

Al Quran mensinyalir banyak manusia yang cepat mengeluh, berkeluhkesah saat menghadapi kesulitan hidup. Tidak sedikit juga yang gemar menyalahkan. Memprotes tuhan. Menyalahkan  setiap orang. Tapi mereka lalai ketika mendapatkan berbagai kemudahan, meraih apa yang diinginkan, merasakan kebahagian. Lupa tuhan. Lupa kawan. Bahkan lupa lautan dan daratan.

Sebagian lain ada yang stress juga depresi menghadapi berbagai kesulitan dan musibah hidup. Stres adalah bagian alami dan penting dari kehidupan, tetapi apabila berat dan berlangsung lama dapat merusak kesehatan. Sedangkan depresi adalah gangguan suasana hati (mood) yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan rasa tidak peduli. Sebagai seorang muslim tak sepatutnya kedua hal itu ada pada diri kita.

Bagaimana solusinya?

Menghadapai problematika hidup di atas,  Jalaluddin Rakhmat (2021)   menawarkan beberapa solusi. Dikatakan walau dalam musibah, ujian atau kesulitan akan tetap bisa Bahagia. Bagaimana caranya? Pertama,  percayailah bahwa dibalik kesulitan itu ada kemudahan. Allah mengirim keduanya untuk manusia. Jadi, apapun kesulitan hidup pasti ada jalan keluar atau solusinya. Jangan khawatir Allah tidak menguji hamba-Nya diluar batas kemampuannya.

Hampir tiga tahunan kita menghadapi pandemi. Sekarang penyebaran covid 19 semakin menggila. Yang terpapar jumlahnya naik berlipat-lipat. Terhitung tanggal 3 Juli sampai 20 Juli 2021 pemerintah telah memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat. Namun demikian, kita tak boleh panik. Tetap tenang, namun tetap waspada. Tak boleh lalai. Tetap mematuhi protokol Kesehatan. Mematuhi PPKM darurat yang telah diberlakukan. Yakinlah akan tiba saatnya kita semua keluar dari kesulitan global ini.

Kedua, senantiasa bersyukur. Bersyukur saat lapang dan sempit. Bersyukur dalam semua keadaan termasuk saat menerima ujian,cobaan atau musibah. Dengan bersyukur seorang akan mampu menghadapi berbagai kesulitan, penderitaan. Dengan bersyukur akan muncul kesabaran tanpa batas. Bersyukur juga memotivasi seseorang untuk beriktiar, berusaha secara maksimal.

Ketiga, dalam hadits qudsi dikatakan Allah berfirman aku bergantung pada prasangka hambaku. Sepantasnya hamba berprasangka baik pada Allah. Setiap apa yang menimpa hamba pasti ada hikmah atau kebaikan dibaliknya. Dikisahkan seorang raja jarinya terpotong saat mengerjakan sesuatu. Dia mengeluh, kenapa ini terjadi. Penasihatnya mengatakan sabarlah. 

Pasti ada hikmahnya. Raja belum bisa menerima nasihat tersebut. Tiba saatnya sang raja berburu di tengah hutan. Dan celakanya ia ditangkap oleh sekelompok orang pedalaman. Raja akan dijadikan tumbal dalam ritual yang segera diadakan. Saat algojo akan memotong kepalanya diperiksalah seluruh tubuh sang raja. Algojo mengurungkan niatnya ketika menyaksikan bahwa calon tumbal tidak sempurna. Satu jari tanganya terpotong. Demikian Allah memberi kebaikan disetiap hal termasuk dalam musibah, petakah dan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun