Mohon tunggu...
Amirudin Mahmud
Amirudin Mahmud Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pemerhati sosial-politik

Penulis Buku "Guru Tak Boleh Sejahtera" Bekerja di SDN Unggulan Srengseng I Indramayu Blog. http://amirudinmahmud.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Haji Bisa dari Sini

23 Juni 2021   08:19 Diperbarui: 23 Juni 2021   09:07 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum lama pemerintah melalui Kemeterian Agama RI telah membatalkan pemberangkatan calon jamaah haji tahun 2021 baik yang menggunakan kuota haji Indonesia atau lainnya. 

Alasan pembatalan, pertama mengutamakan kesehatan dan keselamatan calon jamaah haji yang terancam akibat penyebaran pandemi covid 19. Seperti diketahui penyebaran covid 19 belum berakhir. Bahkan cenderung merajalela, mencemaskan banyak negara.  

Kedua, pemerintah Arab Saudi sendiri telah memutuskan bahwa pelaksanaan ibadah haji tahun ini hanya diikuiti oleh jamah haji domestik yakni warga negara Arab Saudi sendiri. Tidak ada satu negara pun yang memperoleh kuota haji pada tahun ini. Keputusan pembatalan dituangkan dalam Ketputusan Menteri Agama RI Nomor 660 Tahun 2021 yang ditetapkan 3 Juni lalu.

Pembatalan haji bukan hutang Indonesia pada Arab Saudi seperti isu yang sempat berkembang. Indonesia tak memiliki hutang sepeser pun pada Arab Saudi terkait haji seperti ditegaskan Menteri Agama. Bukan juga karena dana haji habis digunakan untuk membangun infrastruktur. Itu perlu dipahami. Sebab banyak isu, hoaks seputar pembatalan haji tersebut. Sepantasnya  semua pihak tak mudah mempercayai begitu saja setiap informasi yang melintas di media sosial.

Pembatalan haji oleh pemerintah jelas mengecewakan banyak pihak, terutama mereka yang sudah bersiap diri untuk berangkat. Itu wajar. Bagaimanapun mereka telah menunggu lama. Kerinduan dalam penantian panjang bisa jadi mengantarkan pada batas kesabaran mereka. Namun sebagai orang beriman tak sepatutnya berlebihan dalam kekecewaan, terlebih jika putus asa. Orang mukmin senantiasa optimis menghadapi masa depan, bagaimanapun keadaannya.

Ada sebuah hadist, nabi Muhammad SAW mengatakan niat seorang mukmin itu terkadang lebih baik dari amal perbuatanya sendiri. Ini sebuah jaminan dari nabi SAW bahwa haji anda boleh batal tahun ini, tapi niat dan tekad anda telah dicatat sebagai amal kebaikan. Dan bisa jadi niat dan tekad anda lebih baik daripada perbuatannya sendiri. Yakinlah berbekal niat baik dan tekad kuat Allah akan memberikan kemudahan pada proses pemberangkatan pada tahun berikutnya. Insya Allah.

Sebenarnya ada yang lebih penting dari pelaksanaan ritual ibadah haji. Yakni pemaknaan haji itu sendiri dalam kehidupan nyata. Hidup itu sejatinya perjalan haji. Jika sekarang anda belum bisa melakukan ibadah haji di Arab Saudi sesuai tuntunan ajaran agama maka pastikan anda sedang berhaji dalam kehidupan nyata. Bagaimana haji dalam kehidupan sehari-hari?

Hidup diawali dengan wukuf. Wukuf itu artinya berhenti. Berhenti untuk berniat. Menanamkan tekad. Menyusun rencana, membuat planning dan program sebelum melangkah dalam kehidupan. Wukuf dalam hidup juga dimaknai sebagai saat mengevaluasi segala langkah dan tindakan.   Wukuf itu di Arofah. 

Arofah itu maknanya pengetahuan, ilmu. Maknanya dalam menyusun rencana, membuat program juga mengevaluasi dibutuhkan ilmu pengetahuan. Dalam sebuah hadist dikatakan barang siapa yang mengharap kehidupan yang layak di dunia maka sepantasnya menguasai ilmu pengetahuan. Demikian jika ingin kebahagian akherat sepatutnya berbekal ilmu pengetahuan.

Kemudian sa'i. Sa'i adalah simbol ikhtiar, kerja keras, etos kerja dan pantang menyerah. Sa'i itu artinya berusaha. Ritual sa'i dalam ibadah haji didasarkan kepada penggalan sejarah hidup istri nabi Ibrahim as, Hajar. Siti Hajar adalah ibunda nabi Ismailas. Ibrahim as meninggalkan keduanya di padang pasir sebuah dusun bernama Bakkah (sekarang disebut Mekkah). 

Tiba saat mereka berdua membutuhkan air, sementara bekal yang mereka bawah telah habis. Maka sayyidah Hajar pun berusaha mencari air. Beliau berlari-lari kecil, kesana kemari. Berlarian antara bukit Shofa dan Marwa sebanyak tujuh kali. Sampai akhirnya Allah memberi mereka air zamzam melalui injakan kaki mungil Ismail kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun