Mohon tunggu...
Amirudin Mahmud
Amirudin Mahmud Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pemerhati sosial-politik

Penulis Buku "Guru Tak Boleh Sejahtera" Bekerja di SDN Unggulan Srengseng I Indramayu Blog. http://amirudinmahmud.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Haji dan Filosofi Hidup

30 Agustus 2018   09:18 Diperbarui: 30 Agustus 2018   09:44 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: merdeka.com

Sebagai rukun Islam terakhir, haji diartikan menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan tempat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka'bah dan Mas'a (tempat sa'i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf, sa'i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain. Ibadah haji dilakukan pada setiap bulan Dulhijjah penaggalan hijriyah.

Puncak haji tahun ini jatuh pada tanggal 20 Agustus lalu. Dalam hadist, Rasulullah SAW menegaskan Haji adalah Arofah. Di Arofah jamaah haji melakukan wukuf. Meninggalkan wukuf dapat membatalkan haji seseorang. Wukuf merupakan salah satu rukun haji. Wukuf adalah berdiam diri (dengan melakukan ibadah dan doa) di Arofah pada tanggal 9 Dulhijjah sejak tergelincirnya matahari hingga terbit fajar di 10 Dulhijjah.

Khutbah wukuf di Arafah jamaah haji Indonesia pada tahun ini disampaikan oleh KH Yahya Staquf. Dalam khutbahnya, Katib Aam PB NU tersebut menegaskan bahwa tema besar haji adalah menahan hawa nafsu, menghindari kemaksiatan dan membina kerukunan umat. tema pokok tersebut merupakan buah dari kesadaran moral dan nalar, bukan karena dorongan hasrat dan emosi.

Ritual haji menggambarkan perjalanan hidup nabi Ibrahim as. Ibadah haji adalah napak tilas  bapak tauhid tersebut dalam melakoni kehidupan sebagai hamba Allah sekaligus khalifah-Nya di muka bumi. Ibadah haji merupakan ibadah penuh makna dan hikma. Banyak pelajaran hidup yang bisa diambil. Haji adalah filosofi hidup seorang muslim.

Dalam ritual ibadah haji ada wukuf, sai, jumarat, towaf, ihram, tahalul dan lainnya. Setiap amalan di atas mengandung banyak hikmah dan pembelajaran hidup. Amalan haji mencerminkan sikap yang kudu dilakukan oleh setiap muslim dalam menjalani kehidupan. Amalan haji sepatutunya dijadikan pedoman oleh setiap dari kita dalam hidup nyata. Kehidupan seorang muslin sepantasnya mencerminkan amalan-amalan dalam ibadah haji. Haji mabrur adalah mereka yang mempraktekan berbagai ritual haji dalam kehidupan sehari-hari.

Filosofi hidup

          Menurut Jalaluddin Rakhmat, hidup seorang muslim diawali dengan wukuf di Arafah. Secara bahasa wukuf diartikan berhenti atau berdiam diri. Arafah artinya pengakuan. Arofah juga diartikan pengetahuan. Dalam hidup seorang muslim setiap perbuatan itu wajib didahului dengan perenungan, tekad, perencanaan, persiapan yang matang dan niat  baik. Sebelum melangkah, berbuat,  memutuskan sesuatu sepantasnya dipikirkan terlebih dahulu baik buruknya. Untung dan ruginya. Manfaat dan mudharatnya. Tidak asal jalan. Wukuf di Arofah juga dimaknai sebagai evaluasi diri terhadap setiap perbuatan yang telah dilakukan. Ilmu pengetahuan mutlak dibutuhkan guna bekal kehidupan manusia. Itulah Arofah.

Kemudian sa'i. Secara  bahasa, sa'i diterjemahkan sebagai lari-lari kecil atau  jalan cepat. Sa'i adalah aktivitas ibadah haji (rukun haji) yang dilakukan dengan lari-lari kecil atau jalan cepat sebanyak tujuh kali dimulai dari bukit Shofa dan diakhiri di bukit Marwah.  Sa'i melambangkan kerja keras, usaha atau iktiyar. Hidup itu tak boleh diam, apalagi berpangku tangan. Hidup itu gerak, berani mencoba dan bekerja. Tak boleh putus asa dalam berusaha. Siti Hajar, istri nabi Ibrahim as harus berlari Shofa-Marwah guna mencari air sebanyak tujuh kali tanpa mengenal lelah. Tidak putus asa. Sa'i mengajarkan optimisme dan semangat dalam hidup dengan bekerja melahirkan karya nyata.

Dalam hidup dihadapkan dengan tantangan, rintangan juga godaan. Dibutuhkan tekad kuat guna menghadapinya. Dan manusia kudu menyadari bahwa setan adalah musuh besar dalam hidupnya yang akan berupaya menghambat dan menggoda dalam meraih cita-cita manusia mewujudkan kebahagian dunia-akhirat. Dalam hal ini, lempar jumrah mutlak dibutuhkan pengamalannya. Jumrah adalah  salah satu kegiatan yang merupakan bagian dari ibadah haji. Yakni melemparkan batu-batu kecil ke tiga tiang (jumrah; bahasa Arab: jamarah, jamak: jamaraat) yang berada dalam satu tempat bernama kompleks Jembatan Jumrah, di kota Mina.

 Melempar jumrah adalah simbol perlawanan terhadap setan. Perlawanan dilakukan terhadap setan karena mereka selalu berupaya untuk menyesatkan manusia dari jalan kebenaran dan menjauhkannya dari jalan Allah SWT. Jumrah juga dimaknai sebagai pengingat akan tujuan hidup dikala sudah mulai menyimpang. Segeralah kembali ke jalan Allah. Hadapi kesulitan dan gangguan dengan sabar. Yakinlah bahwa Allah akan menolong, memberi petunjuk.

Hidup membutuhkan pengorbanan dan kepedulian. Dalam proses ibadah haji juga ada kurban. Yakni  penyembelihan binatang ternak untuk dipersembahkan kepada Allah SWT. Ritual kurban dilakukan pada bulan Dzulhijjah pada pada tanggal 10 (hari lebaran),  11,12 dan 13 (hari tasyrik). Ibadah kurban mengajari manusia pentingnya pengorbanan. Bahwa dalam hidup kadangkali menuntut pengorbanan. Pengorbanan bisa  bersifat material atau imaterial.  Juga memerintahkan kepedulian sosial, kepedulian terhadap sesama. Hidup wajib saling membantu, menolong. Sebagai makhluk sosial, manusia tak akan mungkin bisa hidup sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun