Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Astaga! Miss Indonesia 2014 Asal Sulbar, Ternyata Bukan Orang Sulbar!

21 Februari 2014   21:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:36 6305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya sebenarnya tidak peduli dengan kontes-kontes kecantikan seperti ajang Miss Indonesia dan Putri Indonesia. Termasuk ketika ada beberapa berita miring terkait proses seleksi dan pemilihan pemenang ajang kecantikan tersebut yang nantinya, “katanya” akan mewakili Indonesia ke ajang lomba kecantikan tingkat Internasional seperti Miss World atau Miss Universe.

Hari ini status seorang teman di FB memberikan link artikel yang isinya mengkritik pemenang Miss Indonesia 2014. Saya jadi tahu bahwa pemenang Miss Indonesia 2014 adalah yang mewakili dari Provinsi Sulawesi Barat. Hal ini cukup membuat surprise. Tapi hal ini tidak berlangsung lama, karena dari artikel tersebut juga saya jadi tahu bahwa ternyata Maria Asteria Sastrayu Rahajeng bukanlah wanita yang berasal dari Sulawesi Barat. Pemenang Miss Indonesia 2014 tersebut bukanlah orang Mamasa, Kalumpang, Balanipa, juga bukan orang Pasangkayu dan Rante Bulahang. Siapa dia? Ternyata dia adalah darah asli Jawa yang besar di Bali, kuliah di Jakarta dan Amerika. Ia sama sekali bukan orang Sulbar, ia sama sekali tidak pernah ke Sulbar. Mungkin ia tidak akan pernah tahu bahwa di Indonesia terdapat sebuah provinsi yang bernama Sulawesi Barat (sumber).

Lebih membuat geleng-geleng kepala lagi, saya mendapatkan informas bahwa Pemenang Miss Indonesia 2014 yang dikatakan perwakilan dari Sulawesi Barat bukan karena yang bersangkutan berasal dari Provinsi Sulbar. Mariana si pemenang Miss Indonesia ini ternyata ingin mewakili Provinsi Bali, karena kuota Provinsi Bali sudah terisi, pihak penyelenggara menyarankan agar ia mengisi kuota Provinsi sulbar yang masih kosong (sumber).

Di artikel lain saya mendapatkan informasi asal-usul Maria Asteria Sastrayu Rahajeng akhirnya menjadi wakil dari Prov. Sulbar walaupun yang bersangkutan mungkin sebelumnya sama sekali belum pernah menginjakkan kakinya di tanah wilayah Sulawesi Barat. “Menurut informasi dari Bapak Anwar Adnan Shaleh kepada jurnalis di Mamuju kemarin (18/2), orang tua Maria yang bekerja sebagai pengacara menelponnya, untuk meminta ijin sebagai perwakilan Sulawesi Barat. Sebab tujuannya untuk membantu mempromosikan Sulawesi Barat, bapak gubernur mengiyakan. Apakah keluarga Maria atau Maria pernah menginjakkan kaki di Sulawesi Barat? Sepertinya tidak.” (Sumber).

Kalau memang informasinya benar demikian, maka makin santer dan mengkorfimasi bahwa memang ada yang tidak beres dalam ajang kontes kecantikan tersebut. Seharusnya yang mewakili masing-masing Provinsi adalah putri daerah asli masing-masing, setidaknya tinggal dan tahu seluk beluk daerah atau wilayah yang diwakilinya. Bukan hanya dari buku, internet atau informasi lainnya. Tetapi mengalami langsung bagaimana hidup dan masyarakat di wilayah yang diwakilinya. Bila tidak lahir di daerah yang diwakili, setidaknya pernah tinggal lama di wilayah yang diwakilinya. Disisi lain, hal ini jelas sangat jauh nilai-nilai kejujuran dan integritas. Demi bisa ikut lomba ajang kecantikan, daerah yang hendak diwakilinya pun asal comot. Lantas dimana makna perwakilan dari suatu wilayah atau daerah?

Saya hanya bisa prihatin dan bersimpati atas apa yang dirasakan masyarakat Sulawesi Barat yang kurang sreg pada Miss Indonesia 2014 yang katanya mewakili Prov. Sulbar ternyata bukan orang Sulbar dan tidak tahu kondisi sebenarnya di Sulbar. Apakah ia tahu suku-suku di sulbar selain suku mandar? Kemungkinan besar Miss Indonesia 2014 yang katanya mewakili Sulbar tersebut tidak pernah mengalami betapa sulitnya jalur transportasi menuju Kab. Mamasa di Prov. Sulawesi Barat. Kemungkinan juga tidak tahu bahwa masyarakat Mamasa di Prov. Sulawesi Barat masih memiliki kedekatan budaya dan darah dengan masyarakat di Toraja Prov. Sulawesi Selatan, juga bisa jadi tidak tahu bahwa di Kabupaten Majene ada kuliner khas ikan tuing-tuing dan tentu saja tidak pernah merasakannya. Bahkan mungkin tidak tahu sepatah dua patah kata bahasa daerah di Sulawesi Barat.

Selain hal-hal diatas, masih ada beberapa hal yang tentunya akan mengganjal dan menjadi masalah terkait Miss Indonesia 2014 yang mengklaim mewakili Prov. Sulbar tersebut. Selengkapnya silahkan baca di artikel yang saya sertakan di bawah ini. Tabe’.

Miss Sulbar Bukan “To Sulbar”

Buruknya Miss Indonesia (2014)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun