Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Mencermati Tuduhan Kecurangan dalam Pemilu

17 Mei 2019   20:17 Diperbarui: 17 Mei 2019   20:44 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kontestan Pemilu 2019 (Sumber: Kompas.com)

Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) itu, bagi sekalangan orang sekilas terlihat hanya melaksanakan tugas yang remeh temeh saja. Bahkan ada yang menyatakan bahwa petugas KPPS hanya mencatat-catat saja kok. Padahal bukan begitu faktanya.

Memang betul salah satu tugas KPPS adalah mencatat hasil perhitungan suara saat Pemilu 2019. Tetapi tidak bisa sesederhana ini menyimpulkan bahwa pekerjaannya ringan. Tak mungkin kelelahan yang bisa menyebabkan sakit bahkan kematian.

Setiap KPPS harus melaksanakan beberapa pekerjaan dalam volume yang besar dan memerlukan waktu yang lama. Petugas KPPS harus menghitung, merekap dan melaporkan sangat banyak hasil pemilu 2019. Hal ini dikarenakan Pemilu 2019 dilaksanakan secara serentak untuk pemilihan anggota legislatif (caleg), pemilihan anggota DPD, dan pemilihan presiden (pilpres).

Untuk Pileg terdiri dari DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota. Semuanya diikuti oleh 16 Partai Politik dengan puluhan/ratusan caleg. Selain itu ada Pemilihan anggota DPD dan Pilpres. Semua pekerjaan terakumulasi dalam jumlah yang banyak dan memerlukan waktu yang lama.

Saking lamanya bekerja seharian hingga terpaksa kurang tidur bahkan tidak tidur. Sangat mungkin banyak petugas KPPS yang belum pernah bekerja dalam situasi demikian. Hanya terbiasa bekerja 8 jam sehari dengan tidur cukup. Lembur pun tidak sampai menyita mayoritas waktu tidur/istirahat. Akhirnya banyak yang kelelahan lalu ada yang jatuh sakit, dan diantaranya banyak yang hingga meninggal dunia. Turut berduka cita untuk mereka (Alfatihah).

Sayangnya, terdapat narasi yang menuduh para KPPS tersebut berbuat curang untuk memenangkan kalangan tertentu, teruatama dalam Pilpres. Hal ini jelas membuat saya sedih karena kerja keras petugas KPPS seolah tidak dihargai bahkan mendapatkan tuduhan keji.

Selain itu, mencermati tuduhan-tuduhan adanya kecurangan menghadirkan banyak pertanyaan karena terkesan tidak logis atau tanpa mengedepankan akal sehat. Apa bisa, apa mungkin, apa sempat? Para petugas KPPS tersebut melakukan kecurangan khusus untuk pilpres saja demi memenangkan salah satu kubu?

Apa semua petugas KPPS pendukung salah satu kubu yg sama? Tentu saja tidak! Memangnya saksi-saksi dari pihak yang berbeda akan diam saja jika melihat terjadi kecurangan? Pastilah tidak! Apakah masyarakat yang mencoblos di TPS semuanya kompak diam saja jika melihat ada yang sengaja curang dalam perhitungan suara? Jelas tidak masuk akal!

Apalagi ada petugas keamanan yang juga penegak hukum di lokasi TPS yang tak mungkin diam saja jika memang ada yang sengaja berbuat curang karena hal tersebut melanggar hukum. Belum lagi banyak pihak yang mengabadikan proses pemungutan suara dan perhitungan suara baik dengan memfoto ataupun memvideokan di TPS.

Bagaimana bisa ada yang menuduh Pilpres curang sementara Pileg tidak curang? Ada yang marah-marah dan tidak terima dengan hasil Pilpres, akan tetapi bergembira ria dengan hasil yang didapatkannya dalam Pileg? Bukankah yang mempersiapkan hingga menghitung dalam pemilu serentak tersebut adalah petugas KPPS yang sama? Juga ada saksinya dari banyak pihak dimana saksi dari parpol untuk pileg sangat mungkin adalah orang yang sama untuk saksi pilpres, karena masing-masing parpol juga mendukung salah satu calon dalam Pilpres?

Memang tak bisa dipungkiri bahwa ada terjadi kecurangan. Akan tetapi hal tersebut terjadi sporadis, tidak di semua TPS atau hanya di TPS tertentu. Jumlahnya pun sangat kecil dibandingkan 810 ribuan TPS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun