Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Tokoh Pendukung Capres yang Tetap Kritis

13 April 2019   17:06 Diperbarui: 15 April 2019   08:29 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Publik seringkali heboh dan bereaksi berlebihan tatkala ada tokoh ataupun elit yang mendukung capres tertentu. Padahal dukung mendukung calon presiden (capres) adalah hal yang wajar dan biasa karena merupakan hak konstitusional. Juga termasuk jika ada tokoh-tokoh tertentu, elit-elit tertentu (akademisi, artis, ustads, ulama, dll.) yang mendukung capres adalah hal yang wajar dan biasa.

Secara umum, nyata terlihat dalam situasi saat ini, kelakuan pendukung selalu membela capresnya. Capresnya dinilai tidak pernah keliru apalagi salah. Yang jelas-jelas salah pun tetap dimaklumi bahkan dibela dengan militan. Bahkan tidak jarang yang mendukung tidak bisa menyebutkan apa kelebihan capresnya. Pendukung capres lebih sibuk menilai buruk yang tidak didukungnya dan terus mencari-cari keburukan capres yang tidak didukungnya.  

Namun yang jadi luar biasa adalah tatkala ada tokoh yang mendukung capres namun tidak kehilangan kekritisannya. Tokoh tersebut selain memberikan apresiasi atau pujian pada capres yang didukungnya, juga kerap mengkritik capres yang didukungnya, bila dirasa tidak sesuai dengan standar atau keilmuan yang diyakini. Akan tetapi kritik yang diberikan juga sekaligus bersamaan dengan solusinya. Kekritisan seperti ini merupakan kritik yang membangun, bukan asal kritik seenaknya karena tidak setuju atau bahkan sekadar nyinyir saja karena ketidaksukaan dan kebencian.

Ada beberapa tokoh pendukung capres yang tak segan memberikan kritik pada capres yang didukungnya. Di antaranya adalah Yustinus Prastowo dan Faisal Basri. Semua pasti sudah mengetahui tentang keahlian dan sepak terjang kedua tokoh ini. Yustinus Prastowo merupakan Ahli Perpajakan dan Faisal Basri adalah Ahli Ekonomi. Kebetulan keduanya sama-sama mendukung capres Jokowi.

Yustinus Prastowo beberapa kali mengkritik Joko Widodo terkait program dan kebijakan perpajakan. Kritik dari Yustinus antara lain belum dilaksanakannya pembentukan instansi Pajak yang mandiri dan terpisah dari Kementerian Keuangan. Selain itu Yustinus juga mengkritik keras tentang pembatalan pengenaan pajak bagi usaha e-commerce atau usaha ekonomi yang online-online itu. Selain mengkritik, tentu saja banyak hal yang diapresiasi oleh Yustinus terkait perpajakan seperti penurunan tarif pajak UMKM dan Tax Amnesty.

Faisal Basri sangat sering melakukan kritik terkait ekonomi yang ditujukan pada pemerintahan Jokowi, bahkan beberapa kritikannya cukup pedas yang sering membuat pendukung Jokowi tidak terima. Banyak hal yang pernah dikritik oleh Faisal Basri, di antaranya yaitu tentang defisit transaksi berjalan dan impor gula. Akan tetapi Faisal Basri juga tak pelit memberikan apresiasi yang memang benar tampak nyata seperti kemiskinan yang relatif menurun, utang luar negeri pemerintah yang masih dalam tahap aman dan keberhasilan pemerintah di sektor perikanan.

Setiap capres memang memerlukan pendukung berpengaruh yang merupakan para tokoh, elit, ahli-ahli, ulama, ustaz, artis dan sebagainya. Hal ini sangat penting dalam rangka memenangi kontestasi pemilihan. Keberadaan para tokoh tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi lebih banyak pengikutnya atau orang-orang awam untuk turut mendukung sang Capres.

Keberadaan para pendukung sangat dibutuhkan untuk menyampaikan dan memasifkan visi-misi, janji-janji, program dan kebijakan. Selain itu, para pendukung juga bisa menjadi ujung tombak untuk melawan berbagai serangan dari pesaing. Pendukung pun dapat diandalkan untuk menyerang pihak lain atau pesaing baik secara terorganisir ataupun sporadis, juga menyerang secara sehat dan masuk akal ataupun asal-asalan dengan menggunakan fitnah dan hoaks.  

Akan tetapi, pendukung yang paling berharga adalah pendukung yang tetap berakal sehat. Pendukung yang berakal sehat tentu saja bukan yang menggunakan caci maki, sara, fitnah dan hoaks dalam memberikan dukungan. Juga bukan pendukung yang membela mati-matian meskipun sangat jelas melakukan kekeliruan/kesalahan atau bahkan memberikan pembenaran atas kesalahan/kekeliruan yang dilakukan.

Pendukung yang berakal sehat adalah yang memberikan dukungan dengan cara yang baik, benar, jujur dan dalam koridor etika ataupun ajaran agama yang luhur. Pendukung yang berakal sehat adalah pendukung yang memuji-muji dan membela capresnya dengan data, fakta dan standar yang berdasarkan ilmu pengetahuan serta berlaku universal. Pendukung yang berakal sehat juga tak segan mengkritik bila mana melihat hal-hal yang keliru, tak tepat, bahkan tidak terpuji, baik itu pada sesama pendukung capres ataupun pada capres yang didukungnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun