Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memahami Penolakan Wacana Halal Tourism di Bali

2 Maret 2019   16:58 Diperbarui: 2 Maret 2019   17:27 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata pantai di Bali. Sumber: kompas.com

Adanya wacana untuk membuat Wisata Halal di Bali memunculkan Pro dan Kontra. Beberapa pendapat yang mendukung wacana tersebut menunjukkan keuntungan yang bisa diperoleh oleh Bali. Akan tetapi sangat disayangkan ada juga pendapat yang seolah menuduh pihak yang menolak wacana tersebut sebagai sikap Islamophobia.

Dalam tulisan ini, saya hendak mengemukakan setidaknya ada tiga hal yang patut kita pikirkan terkait adanya penolakan wacana Wisata Halal di Bali.

1. Bali adalah Wilayah NKRI yang Mayoritas Islam.

Ada yang memberikan contoh penerapan wisata halal seperti yang dilakukan beberapa Negara mayoritas non Muslim seperti di China, Hongkong atau beberapa Negara di Eropa dan Amerika. Apa yang dicontohkan tersebut jelas salah kaprah. Sebagai Negara mayoritas non Muslim, tentu saja wajar jika menerapkan program Wisata Halal untuk menarik turis muslim utamanya dari Negara-negara mayoritas muslim. Di Negara-negara tersebut bisa dikatakan hampir tidak ada fasilitas untuk umat Islam karena penduduknya yang beragama Islam sangat sedikit sekali. Tersedianya fasilitas wisata Halal jelas menjadi daya tarik tersendiri untuk datang ke Negara-negara non muslim tersebut.

Sedangkan Bali, meskipun mayoritas penduduknya beragama Hindu namun tetapi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dikenal dunia sebagai Negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia. 

Penduduk Bali yang beragama Islam pun tidaklah sedikit, bahkan di kawasan tertentu ada sangat banyak penduduk yang beragama Islam. Jika sampai ada Program Wisata Halal, tentu akan menimbulkan pertanyaan dan pemikiran negatif terkait Bali. Padahal sampai sekarang di Bali terkenal sebagai wilayah yang aman, tenang, toleran untuk semua penduduknya meskipun berbeda-beda agama.

2. Muslim di Bali tidak kesulitan dalam menjalankan kehidupannya.

Jumlah penduduk muslim di Bali sekitar 520 ribu jiwa atau kira-kira 13,4% dari 3,9 juta total penduduk (sensus penduduk 2010). Meskipun minoritas, namun secara jumlah tidaklah sedikit

. Bisa dikatakan dari 8 orang yang ditemui di Bali, seorang diantaranya adalah Muslim. Sampai sekarang, tidak ada komplain berarti terkait kehidupan penduduk muslim di Bali. Penduduk muslim di Bali tetap bisa bekerja seperti biasanya, tidak kesulitan dalam mengkomsumsi makanan halal, tetap bebas beribadah sesuai ajaran agama Islam.

Jika penduduk muslim di Bali saja tidak kesulitan, tentu saja turis-turis yang beragama Islam pun juga tidak akan kesulitan. Bahkan wisatawan lokal  muslim dari dari daerah lain tidak menemukan kesulitan berarti kala berwisata ke Bali. Berbeda jika berwisata ke luar negeri ke Negara yang mayoritas penduduknya non Muslim.

3. Wisata Halal Seperti Apa yang Dimaksudkan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun