Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jangan Asal Mendiagnosa Data-data Utang BUMN

14 Januari 2019   16:14 Diperbarui: 14 Januari 2019   16:23 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Twitter Gamal Albinsaid

Dokter Gamal membuat ilustrasi terkait Utang (BUKAN Hutang) BUMN, dengan judul "Hutang BUMN Membengkak". Isinya terdapat 10 BUMN pemilik utang terbesar. Nomor 1 terbesar adalah Bank BRI berjumlah Rp1.008 T dan nomor 10 terbesar adalah PT. Pupuk Indonesia berjumlah Rp76 T.

Dalam ilustrasi tersebut juga terdapat tulisan "LUKA INDONESIAKU". Nampaknya sang Dokter ingin menunjukkan pemikirannya kepada publik terkait utang BUMN, bahwa utang tersebut telah membuat tubuh Indonesia sakit karena memunculkan luka. Secara logika, saya menafsirkan Dokter Gamal ingin menunjukkan bahwa sebagai dokter yang bersangkutan mengetahui cara menyembuhkan luka tersebut.

Dokter Gamal keliru mendiagnosa utang BUMN.

Bagi yang tidak paham dengan ilmu ekonomi, khususnya yang terkait Laporan Keuangan dan jenis-jenis perusahaan, apalagi yang berprinsip Anti Utang, maka ilustrasi tersebut kemungkinan terlihat sangat menakutkan. Hal ini terlihat dari banyaknya pendapat atau komentar berdasarkan ilustrasi tersebut yang menilai BUMN tersebut akan bangkrut dan akibatnya Negara/rakyat yang dirugikan.

Namun bagi yang paham ilmunya, ilustrasi tersebut malah memancing senyuman bahkan jadi bahan tertawaan. Bagi saya pribadi, sangat jelas bahwa Dokter Gamal telah melakukan kekurangtepatan diagnosa terkait utang BUMN tersebut. Kemungkinan besar hal ini terjadi karena sang Dokter tidak memiliki kompetensi yang cukup di bidang ekonomi, namun memaksakan dirinya untuk mendiagnosa utang BUMN berdasarkan data-data yang terbatas, bahkan bisa jadi tidak melihat langsung dari Laporan Keuangan perusahaan.

1. Utang masing-masing perusahaan berbeda konteksnya sesuai jenis atau spesifikasi usahanya. 

Utang pada bisnis di bidang Perbankan terdapat perbedaan dengan bisnis non Perbankan. Utang pada bisnis perbankan memiliki karakteristik khusus. Utang terbesar perbankan berasal dari dana pihak ketiga (DPK), yaitu dari nasabah bank yang memiliki tabungan, deposito ataupun produk sejenis yang dipasarkan bank. Jika suatu bank makin dipercaya masyarakat, maka otomatis makin banyak nasabah yang menabung dan berinvestasi (tabungan dan deposito). Otomatis makin banyak pula utang (dana pihak ketiga) yang dimiliki bank. Akan tetapi hal ini bukanlah masalah atau yang dalam persepsi sang dokter didiagnosa sebagai luka.

Dikatakan ada masalah, jika Bank tidak bisa memenuhi keinginan nasabah yang ingin mengambil uang dalam tabungannya sewaktu-waktu ataupun tidak bisa mencairkan deposito pada waktu yang telah ditentukan. Hal ini baru bisa diketahui berdasarkan laporan atau komplain dari nasabah. Tanda-tanda ada masalah juga bisa lebih dini diketahui dari Laporan Keuangan bank bersangkutan.

Jadi, tidaklah sama karakteristik utang antara Bank BRI dengan PT. PLN ataupun utang Bank Mandiri dengan utang PT. Pupuk Indonesia. Jika hendak membahas apakah terdapat permasalahan terhadap utang BUMN, maka setidaknya setiap BUMN dikelompokkan berdasarkan usaha yang sejenis. Bank dikelompokkan sesama Bank, Perusahaan tambang berkelompok dalam usaha tambang, demikian seterusnya. Hal ini sangat penting sebagai dasar perbandingan sesuai standard best practice di masing-masing jenis usaha (industri). Materi seperti ini diajarkan dalam kuliah jurusan ekonomi, salah satunya adalah mata kuliah Manajemen Keuangan. Entah kalau dalam kuliah jurusan kedokteran, saya kurang tahu apa nama mata kuliahnya.  

2. Harus paham laporan keuangan perusahaan. 

Saya ambil contoh satu saja dari Laporan Keuangan Bank BRI khusus komponen Utang seperti dalam gambar. Dugaan saya, Dokter Gamal hanya fokus pada jumlah total utang yang sumbernya bukan melihat langsung dari Laporan Keuangan Bank BRI. Mungkin data jumlah utang BRI sebesar Rp1.008 T tersebut dilihat atau didapatkan dari media internet atau media non internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun