Mohon tunggu...
Amirrulloh Amril
Amirrulloh Amril Mohon Tunggu... Freelancer - personal blog

personal blog

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ghazul Fikri

26 Oktober 2012   08:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:22 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ghazul Fiqri sebagai Tantangan Tabligh

Oleh : Amirrulloh

Kalau kita telah menyatakan, bahwa agama Islam itu agama pamungkas atau agama terakhir yang berlaku dimana saja dan kapan saja, maka itu berarti keyakinan kita juga, bahwa agama islam itu dapat membeikan pedoman dasar, memberikan bimbingan dan memberikan pemecahan-pemeahan masalah prinsip yang dihadapi umat manusia sepanjang zaman. Logika demikian memberikan konsekwensi implementatif kepada umat Islam, untuk dapat membuktikan dan mengangkat nilai-nilai Islam dalam realitas kehidupan, tanpa melakukan penyebrangan dari wilayah ke-Islamannya, tapi juga tidak melakukan sikap-sikan konyol yang menempatkan umat Islam dalam posisi terbuang kepinggiran daerah cagar budaya.

Namun, menjalani hidup di zaman yang serba canggih sekarang ini menyebabkan sebagian orang menghalalkan segala cara untuk mewujudkan apa yang diinginkannya tanpa peduli lagi hukum positif dan agama yang membatasinya.Salah satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut terjadi adalah adanya perbedaan dan pembandingan antara tata aturan Barat yang menganut sistim pemikiran liberaldengan adat dan tata aturan Timur yang lekat dengan ketimurannya yang sering kali terjadi perbedaan bias pemikiran yang sangat mencolok diantara keduanya. Pemikiran Barat yang bepusat pada kebebasan berpikir pada hasil ijtihad akal tanpa didasari dan dibatasi oleh al Quran dan as Sunna, sedangkan tata aturan Timur yang bercermin pada al Quran dan as Sunnah yang memberikan kebebasan pada akal dan pikiran manusia untuk berijtihad dengan tanpa keluar dari koridor yang ditentukan al Quran dan as Sunnah. Selain dari itu perbedaan budaya yang terjadi antara keduanya juga menjadi problematika tersendiri bagi dunia Islam. Ini menjadi sebuah problematika tabligh dalam hal Ghazul Fiqriatau perang pemahaman antara budaya Barat dan budaya Timur, serta berbeda pemikiran antara Islam itu sendiri yang dilatar belakangi oleh adat budaya dan tradisi daeah-daerah tertentu. Ini merupakan peroblematika yang harus dicari jalan keluanya bersama-sama. Pada kesempatan kali ini, pemakalah akan mencoba memaparkan Ghazul Fiqri sebagai problematika tabligh dan menelisik satu persatu permasalahannya dan berusaha menciptakan solusi dan jalan keluarnya.

Akan tetapi sebelum menguraikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dunia tabligh menganai ghazul fikri, ada baiknya kita mengetahui juga hal-hal berikut dibawah ini:

1.Pengertian Ghazul Fikri

Etimologi ghazul fikri terdiri dari dua suku kata yang berasal dari bahasa Arab, yaitu Ghazul yang artinya perang atau penyerbuan, dan Fikri yang berarti pemikiran. Dalam bahasa Inggris sering diistilahkan dengan Brain Washing, Thought Control, dan Menticide.

Sedangkan menurut terminologi ghazul fikri adalah upaya-upaya gencar pihak musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam dengan meracuni pikiran umatnya agar jauh dari Islam yang pada akhirnya membencinya, atau dengan kata lain istilsh ysng menunjuk kepada suatu program yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dan terstuktur oleh musuh musuh Islam untuk melakukan pendangkalan pemikiran dan cuci otak kepada kaum muslim dengan tujuan kaum muslim tunduk dan mengukuti cara hiduo mereka sehingga melanggengkan kepentingan mereka untuk mengeksploitasi sumberdaya milik kaum muslim.

Ghazul fikri mempunyai makna “perang yang dilancarkan musuh-musuh Islam dalam rangka menghancurkan ummat Islam beserta aqidahnya dengan tidak melalui perang konvensional tapi melalui perang pemikiran atau invasi pemikiran”. Mereka tidak akan berhenti memerangi kaum muslim dari segala arah, sebagaimana diterangkan dalam firman Allah SWT:

wurtbqä9#ttöNä3tRqè=ÏG»s)ã4Ó®LymöNä.rãt`tãöNà6ÏZÏÈbÎ)(#qãè»sÜtGó$#4`tBur÷Ïs?ötöNä3ZÏB`tã¾ÏmÏZÏôMßJusùuqèdurÖÏù%2y7Í´¯»s9'ré'sùôMsÜÎ7ymóOßgè=»yJôãr&Îû$u÷R9$#ÍotÅzFy$#ur(y7Í´¯»s9'ré&urÜ=»ysô¹r&Í$¨Z9$#(öNèd$ygÏùcrà$Î#»yz

“mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu Dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (al Baqarah: 217).

Firman Allah yang lain:

`s9ur4ÓyÌös?y7Ytãßqåkuø9$#wur3t»|Á¨Y9$#4Ó®LymyìÎ6®Ks?öNåktJ¯=ÏB3ö@è%cÎ)yèd«!$#uqèd3yçlù;$#3ÈûÈõs9ur|M÷èt7¨?$#Nèduä!#uq÷dr&y÷èt/Ï%©!$#x8uä!%y`z`ÏBÉOù=Ïèø9$#$tBy7s9z`ÏB«!$#`ÏB<cÍ<urwurAÅÁtR

“orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu” (al Baqarah: 120).

crßÌãbr&(#qä«ÏÿôÜãuqçR«!$#óOÎgÏdºuqøùr'Î/p1ù'turª!$#HwÎ)br&¢OÏFã¼çnuqçRöqs9uronÌ2crãÏÿ»s3ø9$#

“mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai” (at Taubah: 32).

Melihat beberapa ayat diatas, maka jelas bahwa perang pemahaman atau ghazul fikri telah diprediksi akan terjadi, Karena dengan jelas al Quran telah mengatakannya.

2.Pengertian Tabligh

Tabligh berasal dari kata kerja ballaga – Yuballigu yang artinya menyampaikan. Menurut Istilah arti Tablig adalah menyampaikan ajaran-ajaran (Islam) yang diterima Allah SWT kepada umat manusia agar dijadikan pedoman hidup supaya memperoleh kebahagian di dunia dan akherat. Orang yang bertablig disebut Mubalig (laki-laki) dan Mubaligah (perempuan). Mubaligh adalah sebutan bagi orang laki-laki yang bertabligh dan untuk orang wanita disebut mubalighah, sedangkan untuk laki-laki yang berdakwah disebut dengan Da`i dan Da`iyah untuk wanita yang berdakwah.

Mengacu kepada pengertian diatas, pada hakikatnya antara tabligh dan dakwah hanya berbeda pada pengertiannya saja, sedangkan tugas dan tujuannya adalah sama.

Pada awalnya, kegiatan tabligh dan dakwah merupakan kewajiban Nabi Muhammad, SAW. Allah berfirman pada surah Al-Maidah ayat 67:

$pkr'¯»t ãAqߧ9$# õ÷Ïk=t/ !$tB tAÌRé& øs9Î) `ÏB y7Îi/¢ ( bÎ)ur óO©9 ö@yèøÿs? $yJsù |Møó¯=t/ ¼çmtGs9$yÍ 4 ª!$#ur ßJÅÁ÷èt z`ÏB Ĩ$¨Z9$# 3 ¨bÎ) ©!$# w Ïöku tPöqs)ø9$# tûïÍÏÿ»s3ø9$#

Artinya: “Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia[430] . Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”

Setelah Nabi Muhammad wafat, maka kewajiban tabligh dan dakwah dipikulkan kepundak setiap muslim dan muslimah sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya. Bahwa bertabligh dan berdakwah merupakan kewajiban setiap muslim sesuai dengan firman Allah pada surah Ali Imran ayat 104 dan An Nahl ayat 125:

`ä3tFø9ur öNä3YÏiB ×p¨Bé& tbqããôt n<Î) Îösø:$# tbrããBù'tur Å$rã÷èpRùQ$$Î/ tböqyg÷Ztur Ç`tã Ìs3YßJø9$# 4 y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd cqßsÎ=øÿßJø9$#

Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar[217] ; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Qs. Ali Imran: 104)

äí÷$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4 ¨bÎ) y7­/u uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#Î6y ( uqèdur ÞOn=ôãr& tûïÏtGôgßJø9$$Î/

Artinya: “serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Qs. An Nahl: 125)

Juga sabda Rasullullah,SAW yang artinya “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat.”(HR. Bukhari, At Tirmidzi wa Ahmad)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun