Mohon tunggu...
Amirrudin Jafar
Amirrudin Jafar Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dampak Pidato Politik Tampang Boyolali

7 November 2018   14:07 Diperbarui: 7 November 2018   14:09 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar: riaurealita.com)


Pidato Capres nomor urut 02, di Boyolali pada 30 Oktober 2018 menuai reaksi keras dari masyarakat kota tesebut. Pidato yang disampaikan  saat meresmikan posko pemenangan itu dan menyinggung "tampang Boyolali", dianggap telah merendahkan martabat warga Boyolali.

Aksi protes warga Boyolali terhadap ucapan capres nomor 02 digelar oleh ribuan warga pada 4 November 2018 yang dilangsungkan sejak pukul 08.00 pagi hingga 11.00 siang WIB. 

Demonstrasi tersebut berisi tuntutan masyarakat agar Prabowo minta maaf kepada masyarakat Boyolali atas ucapannya, terlapas apakah sekedar guyonan atau ada unsur ketidaksengajaan.
Terdapat dua lokasi konsentrasi massa, yaitu di gedung Mahesa dan di jalan Pandanaran, khususnya di simpang siaga dan monumen susu segar.

 Dalam aksinya, warga menggunakan sepeda motor sembari membawa spanduk dengan tulisan #SaveTampangBoyolali, #2019TetapTampangBoyolali, dan Prabowo Harus Minta Maaf, dan masih banyak lagi.

Bahkan, warga juga mengarak sebuah bendera merah putih berukuran raksasa yaitu 50 x 10 meter. Hal tersebut dilakukan untuk menunjukkan bahwa warga Boyolali juga termasuk sebagai warga Indonesia.

Aksi tersebut diikuti kurang lebih 15.000 warga Boyolali dengan koordinator Ketua DPRD Boyolali, S Paryanto. Menurutnya, aksi tersebut dilakukan tanpa muatan politik dan spontan, sehingga diharapkan tidak ada yang salah persepsi terhadap aksi tersebut.

Sejauh ini prestasi Boyolali di Indonesia sangat luar biasa. Ada banyak pejabat penting di pemerintahan yang asalnya dari Boyolali. Seperti Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono. Ada juga mantan Menteri PU pada era Susilo Bambang Yudhoyono yaitu Djoko Kirmanto.
Maka dari itu, S Paryanto menambahkan, apa yang dikatakan oleh Prabowo pada pidatonya tentang "tampang Boyolali" kurang pas.

Tidak hanya menuai aksi protes, pidato Prabowo dengan unsur "tampang Boyolali" yang dinilai merendahkan martabat berlanjut ke kantor polisi. Prabowo pun dipolisikan oleh seorang warga bernama Dakun. Warga asal Boyolali itu, melaporkan Prabowo ke Polda Metro Jaya.
Pada Jumat (2/11/2018), Pengacara Dakun, Muannas Al Aidid mengungkapkan bahwa alasan kliennya melaporkan Prabowo adalah terkait pidatonya saat safari politik beberapa waktu yang lalu.

Dalam video utuh yang beredar, awalnya Prabowo membicarakan terkait belum sejahteranya masyarakat saat ini. 

Kemudian dilanjutkan dengan perumpamaan wajah Boyolali yang belum pernah masuk ke hotel-hotel mahal. "Kalian kalau masuk, mungkin kalian diusir. Tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang-tampang kalian ya tampang orang Boyolali ini. betul?" ujar Pabowo di tengah-tengah pendukungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun