Sore hari ini terasa lebih tenang dan damai. Duduk di teras berdua bersama wanita yang telah menemaniku lebih dari empat puluh tahun sambil menatap senja. Sesekali aku melirik wajahnya yang terlihat sendu. Terlihat jelas guratan wajahnya yang tegar dan senyuman yang manis ketika dia membalas lirikanku.
"Kakinya masih sakit, Dek?" aku bertanya
"Tidak terlalu, Kak" jawabnya
Kakinya bengkak karena diabetes yang dideritanya. Meski begitu, tak sekalipun keluhan keluar dari bibirnya
Waktu sudah hampir maghrib. Aku rangkul istriku untuk beranjak masuk ke rumah. Sesekali menahan rasa sakit, kami berjalan pelan hingga kami bisa duduk di atas sofa.
"Kak, buatkan kopi dulu. Ini ada tamu datang" Pintanya kepadaku sesaat setelah aku beranjak dari sofa
"Tamu siapa, Dek? Tidak ada tamu yang datang ke rumah."Jawabku dengan heran
"Itu kak, ada dua orang laki-laki" dia menjawab sambil menunjuk pintu
"Buatkanlah, Kak. Malu kalo kita tidak menjamu tamu." Lanjutnya
"Tidak ada orang loh, Dek. Tidak ada tamu. Kita siap-siap shalat dulu aja ya, Dek. Sudah adzan maghrib"Jawabku kepadanya.
Aku masih heran dengan ucapan yang dia lontarkan. Aku tidak membuatkan kopi untuk tamu yang dibicarakan oleh istriku. Aku lanjut berjalan ke kamar kecil untuk mengambil wudhu.