Mohon tunggu...
Amira Yuniar Rachmawati
Amira Yuniar Rachmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun Angkatan 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Moral bagi Anak Usia Dini

18 Oktober 2021   08:00 Diperbarui: 18 Oktober 2021   08:07 1048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan adalah untuk mengubah perilaku anak-anak dan membuat mereka lebih sangat bagus, terutama dalam mendidik moralitas anak usia dini. Pelaksanaan Pendidikan Moral PAUD melibatkan banyak pihak yaitu: orang tua di rumah, guru di rumah  Institusi pendidikan. Orang tua adalah guru pertama bagi anak. Perilaku perkataan dan perbuatan orang tua akan ditiru oleh anak-anaknya. Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan dapat memberikan berbagai rangsangan untuk mendukung salah satu perkembangan dan pertumbuhan anak adalah melalui penciptaan kondusif untuk lingkungan belajar anak. Orang Tua di sekitar anak harus bersiaplah untuk menjadi panutan dan panutan bagi anak-anak untuk mengembangkan akhlak yang baik

Melaksanakan pendidikan akhlak bagi anak di lembaga pendidikan. Pendidikan dimulai dengan kepribadian guru, dan guru harus menjadi panutan dan panutan untuk anak-anak dan terus melaksanakan proses pembelajaran memasukkan faktor moral ke dalam pendidikan. Pendidikan akhlak atau moral merupakan pendidikan yang harus diterima anak sejak usia dini. Pendidikan akhlak sejak dini akan menumbuhkan akhlak anak sepanjang hidupnya dalam bergaul dengan orang lain. Oleh karena itu, mengingat pentingnya pendidikan akhlak, maka pendidikan akhlak bagi anak usia dini sangatlah penting.

Pendidikan moral sendiri berarti usaha sadar manusia (dewasa), bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik (anak-anak, generasi mendatang) untuk menanamkan nilai-nilai ketuhanan, estetika dan etika, nilai baik dan buruk, benar dan salah, perilaku, sikap. dan kewajiban; akhlak mulia, akhlak mulia dapat mencapai kedewasaan dan tanggung jawab.

Ciri-ciri yang menunjukkan adanya pendidikan moral : (1) cukup memperhatikan naluri dan dorongan spontan yang membangun, (2) memberikan kondisi yang cukup untuk membentuk opini yang baik, dan (3) cukup memperhatikan kebutuhan akan penerimaan dan kepekaan. Sikap reaksi, (4) Pendidikan moral memungkinkan Anda untuk memilih dengan bijak apa yang benar dan apa yang tidak. 

Penyelenggaraan pendidikan dimulai dari kelahiran anak dan dari lingkungan keluarga. Pendidikan anak dalam kandungan dilakukan melalui berbagai perilaku orang tua, salah satunya adalah dengan mengatakan hal-hal yang baik kepada bayi yang dikandungnya. Setelah anak lahir, pendidikan pertama akan diteruskan di lingkungan keluarga. Orang tua adalah guru pertama anak. Perkataan dan perbuatan orang tua akan ditiru oleh anak-anaknya. Ketika mereka tumbuh dewasa, anak-anak akan menerima pendidikan di luar rumah. Di luar rumah, anak berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas dan individu yang berbeda. Penyelenggaraan pendidikan, baik di lingkungan keluarga maupun di luar lingkungan keluarga, diharapkan mampu mengembangkan perilaku dan pengetahuan anak ke arah yang positif..

Pendidikan bukan hanya mendidik anak dari segi intelektual atau kognitif saja, tetapi juga mendidik anak secara emosional, sehingga memiliki perilaku dan perkataan yang baik yang sesuai dengan harapan masyarakat. Pendidikan adalah menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran secara sadar dan sistematis, sehingga peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya, memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, individualitas, kearifan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan anak usia dini dapat dilakukan melalui tiga jalur, yaitu: jalur informal yang dilakukan di dalam keluarga, jalur formal yang dilakukan melalui TK dan pendidikan raudatul atfal, dan jalur informal yang dilakukan melalui keluarga. posyandu, taman kanak-kanak dan lembaga sejenis lainnya.

Pendidikan moral/agama sangat penting bagi generasi penerus bangsa, agar harkat dan martabat bangsa meningkat, kualitas hidup meningkat, dan kehidupan menjadi lebih baik, aman dan nyaman, serta sejahtera. Pendidikan nilai moral/agama sangat penting bagi tegaknya suatu negara. Tanpa pendidikan nilai-nilai moral (agama, budi pekerti, akhlak), suatu negara kemungkinan besar akan hancur dan kacau balau. Pendidikan akhlak bagi anak dapat dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Piaget membagi perkembangan moral anak menjadi tiga tahap, yaitu: (1) Tahap absolut; anak melihat aturan sebagai sesuatu yang dapat diubah karena berasal dari otoritas yang dia hormati. Karena aturan moral adalah objek eksternal yang tidak boleh diubah, (2) tahap realitas; anak akan beradaptasi untuk menghindari penolakan orang lain. Peraturan tersebut dianggap direvisi karena berasal dari rumusan bersama. Mereka setuju dengan perubahan yang jujur   dan disepakati bersama, dan merasa berkewajiban untuk mematuhinya, dan (3) Tahap subjektif, anak memperhatikan motivasi/niat ketika menilai perilaku. Oleh karena itu, dalam kegiatan permainan anak, guru atau orang dewasa dapat mengusulkan beberapa aturan yang harus dipatuhi dalam permainan, dan mendiskusikan hadiah (reward) dan hukuman bagi anak yang mematuhi aturan (penalti bagi anak yang mematuhi aturan. Pelanggaran aturan). kesepakatan aturan anak.

Syamsu Yusuf LN. (2011:134) Menjelaskan bahwa pembinaan akhlak anak dapat dilakukan dengan banyak cara, yaitu: (1) Pendidikan langsung dengan menanamkan pemahaman tentang perilaku yang benar dan salah atau perilaku yang baik dan buruk oleh orang tua, guru atau orang dewasa. (2) Pengakuan dengan meniru penampilan atau perilaku moral orang dewasa yang menjadi idola. (3) Proses coba-coba penanaman perilaku moral melalui metode coba-coba. Perilaku yang mendatangkan pujian atau penghargaan akan terus berkembang, sedangkan perilaku yang mendatangkan hukuman atau celaan akan berhenti.

Anak bermoral dihasilkan melalui proses yang dilalui setiap hari dalam pembinaan moral yang baik, seperti membedakan mana yang baik dan mana yang salah. Anak terus-menerus membutuhkan bimbingan dari orang dewasa yang ada di sekitarnya untuk mengetahui hal-hal baik atau tata nilai yang berlaku di masyarakatnya. Oleh karena itu orang dewasa disekitar anak harus siap menjadi model dan teladan bagi anak dalam membentuk moral yang baik.

Itu tadi artikel mengenai perkembangan moral bagi anak usia dini, semoga tulisan saya dapat membuahkan manfaat bagi pembaca. Terima kasih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun