Mohon tunggu...
Aminuddin Malewa
Aminuddin Malewa Mohon Tunggu... Freelancer - Penjelajah narası

Penikmat narasi

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Tentang Fiksi, Menantang Kata-kata

21 Oktober 2021   11:34 Diperbarui: 21 Oktober 2021   17:20 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perempuan pembaca (Foto: Ichad Windhiagiri/Pexels)

Garis itu menghubungkan, atau lebih tepatnya mencoba menghubungkan, pesan yang ingin disampaikan penulis dengan pesan yang sampai kepada pembaca.

Garis itu selain menghubungkan, juga menegaskan posisi biner kedua belah pihak, pembaca dan penulis, dalam memandang sebuah teks. Di antara keduanya ada ruang imajinasi yang juga tidak ada pengendalinya selain struktur dan latar sosial budaya yang membentuk ruang publik.

Ketika seorang penulis mengutarakan pesannya melalui media, dalam hal ini berbentuk cerita pendek, maka pesan itu sebenarnya bergerak dalam ruang publik yang dihuni sekumpulan makhluk anonim.

Pesan publik pada sebuah ruang publik akan menghasilkan pantulan bahkan gema yang bisa mengalami penguatan, bisa juga mengalami pelemahan tergantung realita sosial budaya yang melingkupinya. 

Kumpulan cerita pendek yang saya baca di atas banyak menyiratkan pesan adanya ketidaksetaraan, entah ketidaksetaraan kuasa perempuan dan laki-laki, ketidaksetaraan hak orang kaya dan miskin maupun ketidaksetaraan partisipasi dalam politik. Tidak terlalu sulit melakukan konfirmasi karena berita di media sungguh bertaburan tentang hal hal tersebut.

Di akhir aktivitas membaca, menyeruak banyak pertanyaan. Tepat ketika penulis selesai dengan kata terakhir pada kalimat terakhir di ceritanya, maka dipicu oleh himpunan informasi yang dimiliki pembaca, yang sering dianggap sebagai fakta, segera muncul pengujian apakah cerita itu nyata atau rekaan belaka. Kalau dia mewakili realitas maka sejumlah pertanyaan berikutnya menunggu. Bahkan kalau pun hanya rekaan belaka, tetap saja akan ada pertanyaan menanti.

Pembaca yang tidak memiliki pertanyaan terhadap bacaannya sebenarnya tidak sedang membaca, dia hanya sedang memeriksa tulisan. 

Pertanyaan terhadap intensi penulisnya adalah apakah penulis murni membawa imajinasi baru atau sekadar memantulkan pesan-pesan yang sudah terdedahkan di ruang publik. 

Pertanyaan terhadap intensi teksnya sendiri adalah apakah kelugasan pesan tidak mendapat ruang yang cukup hingga hanya bisa disampaikan melalui personifikasi seorang tokoh dalam sebuah cerita. 

Pertanyaan terhadap intensi pembaca, dalam hal ini saya sendiri, adalah apakah memahami pesan dari penulis harus bertanya kepada penulis atau melihat pantulannya di cermin ruang publik? 

Pertanyaan yang muncul ternyata jauh lebih banyak dibanding pernyataan yang tertuang dalam cerita pendek tersebut. Jangan tanya kalau coba-coba menggunakan logika untuk melihat alur sebuah cerita. Imajinasi yang muncul lewat pertanyaan jauh lebih panjang dibanding ruang formal yang tersedia untuk sebuah cerita pendek di media. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun